Ekonom PT Bank Mandiri Andy Asmoro menyarankan kepada pemerintah pusat dan daerah agar dapat lebih menyinergikan berbagai kebijakan dan regulasi terkait menarik investor asing ke Indonesia.
Menurut Andy ada beberapa kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pusat dan daerah kurang tersinkronisasi seperti tentang perizinan, padahal kebijakan fiskal dan moneter sudah mendukung dalam menarik investasi.
“Kalau dilihat memang investor menilai masalah perizinan itu yang besar. Saya kira dengan pemerintah fokus memperbaiki itu harusnya sudah bisa "building confidence" untuk investor asing masuk,” katanya saat ditemui di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin.
Ia menuturkan bahwa sebenarnya harus ada peranan pemerintah daerah untuk mendukung terkait masalah investasi yang kini menjadi tantangan nasional karena hal itu bukan hanya tugas pemerintah pusat.
“Kalau setiap kepala daerah sekarang memiliki visi how to improve direct investment di masing-masing daerah hal itu bisa lebih mempercepat realisasi terkait investor asing,” ujarnya.
Andy memberikan contoh seperti Cina dan Vietnam karena peranan pemerintah daerah di kedua negara tersebut sangat bisa dirasakan oleh para investor dengan adanya insentif kepada investasi di daerah itu yang sangat berpengaruh.
“Tiap daerah berlomba untuk memberikan daya tarik kepada investor, sementara di daerah aksi seperti itu belum dilakukan,” katanya.
Ia melanjutkan bahwa sebenarnya hal tersebut sangat bisa diterapkan di Indonesia misalnya semua pemimpin daerah mempunyai satu visi untuk memajukan kawasannya sebagai target para investor.
Beberapa daerah sudah menerapkan hal tersebut seperti Banyuwangi yang pemerintah daerahnya berinisiatif membuat suatu event besar tahunan bahkan berhasil menembus skala internasional yaitu Jember Fashion Carnaval sehingga sangat berpeluang besar dalam menarik para investor masuk dengan sentuhan promosi melalui berbagai duta besar.
“Daerah-daerah lain saya rasa bisa jika menirukan model seperti yang diterapkan oleh Banyuwangi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Andy mengatakan segala usaha yang telah dilakukan pemerintah selama ini, seperti pemberian insentif fiskal kepada investor sudah sangat membantu namun tetap membutuhkan aspek pendukung lainnya seperti kepastian hukum.
“Menurut saya enggak ada yang sia-sia tetapi at the end of the day semua investor mau membandingkan biaya. Ini suatu inisiatif yang baik untuk pemerintah,” katanya.
Selain itu, pada pencapaian perekonomian Indonesia pada sektor moneter masih dalam kondisi yang aman dengan inflasi dan nilai tukar rupiah yang tetap terjaga, serta kondisi fiskal yang prudent.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019
Menurut Andy ada beberapa kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pusat dan daerah kurang tersinkronisasi seperti tentang perizinan, padahal kebijakan fiskal dan moneter sudah mendukung dalam menarik investasi.
“Kalau dilihat memang investor menilai masalah perizinan itu yang besar. Saya kira dengan pemerintah fokus memperbaiki itu harusnya sudah bisa "building confidence" untuk investor asing masuk,” katanya saat ditemui di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin.
Ia menuturkan bahwa sebenarnya harus ada peranan pemerintah daerah untuk mendukung terkait masalah investasi yang kini menjadi tantangan nasional karena hal itu bukan hanya tugas pemerintah pusat.
“Kalau setiap kepala daerah sekarang memiliki visi how to improve direct investment di masing-masing daerah hal itu bisa lebih mempercepat realisasi terkait investor asing,” ujarnya.
Andy memberikan contoh seperti Cina dan Vietnam karena peranan pemerintah daerah di kedua negara tersebut sangat bisa dirasakan oleh para investor dengan adanya insentif kepada investasi di daerah itu yang sangat berpengaruh.
“Tiap daerah berlomba untuk memberikan daya tarik kepada investor, sementara di daerah aksi seperti itu belum dilakukan,” katanya.
Ia melanjutkan bahwa sebenarnya hal tersebut sangat bisa diterapkan di Indonesia misalnya semua pemimpin daerah mempunyai satu visi untuk memajukan kawasannya sebagai target para investor.
Beberapa daerah sudah menerapkan hal tersebut seperti Banyuwangi yang pemerintah daerahnya berinisiatif membuat suatu event besar tahunan bahkan berhasil menembus skala internasional yaitu Jember Fashion Carnaval sehingga sangat berpeluang besar dalam menarik para investor masuk dengan sentuhan promosi melalui berbagai duta besar.
“Daerah-daerah lain saya rasa bisa jika menirukan model seperti yang diterapkan oleh Banyuwangi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Andy mengatakan segala usaha yang telah dilakukan pemerintah selama ini, seperti pemberian insentif fiskal kepada investor sudah sangat membantu namun tetap membutuhkan aspek pendukung lainnya seperti kepastian hukum.
“Menurut saya enggak ada yang sia-sia tetapi at the end of the day semua investor mau membandingkan biaya. Ini suatu inisiatif yang baik untuk pemerintah,” katanya.
Selain itu, pada pencapaian perekonomian Indonesia pada sektor moneter masih dalam kondisi yang aman dengan inflasi dan nilai tukar rupiah yang tetap terjaga, serta kondisi fiskal yang prudent.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019