Mahalnya harga bibit  dan pakan ikan masih menjadi kendala dalam usaha budidaya ikan patin di Desa Sebakung Jaya, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Tohir, salah satu pelaku usaha budidaya ikan patin Desa Sebakung Jaya, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara saat ditemui, Sabtu menjelaskan, benih dan pakan ikan sampai saat ini masih sulit didapatkan dan harganya relatif mahal.

Pembudidaya ikan patin di Desa Sebakung Jaya, Kecamatan Babulu berharap Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, bisa memberikan perhatian kepada pengembangan sektor ikan budidaya.

Selama ini menurut mereka, perhatian Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara terhadap sektor budidaya perikanan masih kurang dibanding sektor perikanan tangkap.

Saat ini jelas Tohir, ada 10 kolam budidaya ikan patin yang dibangun secara mandiri oleh masyarakat Dusun Tiga Jaya Binangun di Desa Sebakung Jaya, Kecamatan Babulu.

"Kami bangun sendiri tambak untuk budidaya ikan patin itu, dan sejauh ini perhatian pemerintah kabupaten kepada perikanan budidaya masih kurang dibanding sektor perikanan tangkap," ujarnya

"Sejak pencanangan program 1.000 kolam pada 2015, pembelian bibit dan pakan ikan dilakukan secara mandiri," ujar Tohir yang juga pelopor usaha budidaya ikan patin di Desa Sebakung Jaya tersebut.

Untuk benih ikan patin lanjut ia, pelaku usaha budidaya di Desa Sebakung Jaya membeli dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan dengan harga Rp300 per ekor.

Sedangkan pakan ikan atau yang bisa disebut pelet para pelaku usaha budidaya ikan patin membelinya dengan harga mencapai sekitar Rp16.000 per kilogram.

Tohir berharap, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara bisa melakukan penelitian untuk memproduksi benih unggul dan kebutuhan pakan ikan yang lebih murah dibanding saat ini.

"Kalau bibit dan pakan ikan lebih murah, produksi ikan tambak bisa ditingkatkan dan kesejahteraan pelaku usaha budidaya ikan ikut meningkat," ujarnya.

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019