Balikpapan, (ANTARA News Kaltim) - Total Indonesie memulai tahapan berikutnya dari proyek "South Mahakam", lapangan gas baru di Selat Makassar, 25 km lepas pantai Balikpapan, Rabu (14/3) sore dan jacket untuk anjungan East Mandu mulai dipasang.

"Jacket dari anjungan-anjungan ini didesain dalam bentuk tripod atau berkaki tiga, yang pertama kali dipakai di Indonesia dan kami pilih karena lebih efisien dari sisi biaya," kata Leo Tobing Public Affairs and Corporate Communication Total E&P Indonesie di Balikpapan, Rabu malam (14/3).

Biasanya perusahaan perminyakan menggunakan teknologi jacket quadripod (berkaki empat).

Jacket adalah semacam tiang-tiang pancang utama untuk anjungan model fixed jacket platform. Anjungan model ini umumnya digunakan untuk eksplorasi migas di laut dangkal.

Setelah jacket terpasang di titik yang ditentukan, baru kemudian topside atau bagian atas dimana terdapat tempat tinggal, kantor, dan lapangan pendaratan helikopter (helipad) mulai dirakit.

Proyek South Mahakam terdiri dari tiga anjungan yang berdekatan yang diberi nama Stupa, West Stupa, dan East Mandu. Stupa dan West Stupa dihubungkan dengan pipa bergaris tengah 12 inci sepanjang 4 km, antara East Mandu dan Stupa dipasang pipa berdiamter 24 inci, dan kemudian Stupa mengirim gas ke Senipah Base dengan pipa 24 inci sejauh 67 km.

Pemasangan pipa-pipa tersebut sudah dimulai November 2011 dan menjadi fase pertama dari proyek ini.

Sebelumnya pada Minggu 19 Februari 2012 telah dipasang jacket untuk Stupa, dilanjutkan jacket untuk West Stupa pada Sabtu 10 Maret 2012.  Pada Stupa, atau disebut juga Main Stupa (Stupa Utama) bahkan sudah dipasang bagian topside-nya.

Untuk seluruh proyek ini, Total Indonesie berinvestasi sebesar Rp3,567 triliun atau 392 juta dolar AS.

Selain itu, untuk eksplorasi sumur-sumur baru Total menghabiskan hingga 2 miliar dolar AS.

Anjungan-anjungan ini dibangun di lapangan fabrikasi Nisconi di Tanjung Uncang, Batam, Kepulauan Riau.

Menurut Tobing yang pernah menjadi manajer pengeboran di Laut Cina Selatan itu, baru setelah semua bagian selesai semuanya dimasukkan ponton dan ditarik ke Balikpapan.

Dari lapangan ini, Total menargetkan produksi gas sebesar 250 juta metrik kaki kubik gas per hari (MMSCFD,  million metric standard cubic feet per day) mulai Mei 2013. Selain itu juga akan ada minyak sebanyak 90 barel per hari.

Gas dari Blok South Mahakam ini akan dialirkan dengan pipa di dasar laut sepanjang 67 km ke utara menuju Senipah Base, dan untuk seterusnya dipompa menuju LNG Badak di Bontang, lebih kurang 150 km lagi ke utara, dan kemudian diolah untuk ekspor.

Saat ini Total memiliki enam lapangan, yaitu dua lapangan minyak dan empat lapangan gas. Dua penemuan pertama Total sejak mulai mencari minyak dan gas di Kalimantan Timur adalah lapangan minyak Bekapai dan Handil yang mulai berproduksi tahun 1974 dan 1975.

Selanjutnya Total menemukan lapangan gas raksasa Tambora yang mulai ditambang 1989, dilanjutkan Tunu, Peciko, dan Sisi Nubi. Keempat lapangan gas ada di Delta Mahakam, Bekapai dan Handil di perairan Samboja, Kutai Kartanegara. Lapangan South Mahakam ada di perairan Balikpapan.

Dari lapangan-lapangan tersebut, Total menjadi produsen gas terbesar di Indonesia dan berkontribusi atas 30 persen produksi nasional.

Sampai 2010 silam, Total mengangkat 2,5 miliar kaki kubik gas dan 93 ribu barel minyak dan kondensat per hari. Pasokan gas tersebut merupakan 83 persen dari seluruh gas yang dikirim ke LNG Bontang.

"Pada 2012, sesuai kebijakan pemerintah Indonesia, 30 persen gas dari Blok Mahakam akan memasok pasar domestik," ujar Tobing.(*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012