Masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mengeluhkan mahalnya harga cabai di pasar tradisional di daerah itu yang mengalami kenaikan hingga mencapai Rp100.000 per kilogram.

Sejumlah warga Kabupaten Penajam Paser Utara yang berbelanja di pasar tradisional dan ditemui, Sabtu mengeluhkan harga komoditas bumbu dapur tersebut sudah hampir tiga pekan tidak kunjung normal.

"Padahal sebelum Hari Raya Idul Adha harga cabai masih di bawah Rp80.000 per kilogram," ujar Sriani warga Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam.

Informasi yang diperoleh di lapangan menyebutkan, harga cabai di pasar-pasar tradisional di Kabupaten Penajam Paser Utara terus mengalami kenaikan.

Sampai pekan kedua Agustus 2019 harga bumbu dapur tersebut melambung tinggi hingga menembus Rp100.000 per kilogram.

Pedagang di sejumlah pasar tradisional menjual cabai dengan harga bervariasi di kisaran Rp90.000 hingga Rp95.000 per kilogram. harga tertinggi Rp100.000 per kilogram.

Beberapa pedagang di pasar tradisional mengaku terpaksa menaikan harga cabai karena distributor menjualnya dengan harga cukup tinggi, dengan harga Rp80.000 hingga Rp85.000 per kilogram tergantung kualitas,

Selain masyarakat, sejumlah pelaku usaha atau pedagang makanan di Kabupaten Penajam Paser Utara juga mengeluhkan mahalnya harga cabai tersebut.

"Cabai sangat dibutuhkan, saya tetap membelinya meskipun harganya naik," kata Feri, seorang penjual makanan ketika ditemui terpisah.

Namun karena mahalnya harga cabai ia terpaksa mengurangi takaran cabai untuk sambal makanan yang dijualnya, sehingga mengurangi rasa pedas yang menjadi andalan.

"Saya terpaksa mengeluarkan biaya besar membeli cabai untuk keperluan berjualan, jadi disiasati mengurangi takaran cabai dalam sambal," ujar Feri.

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019