Samarinda  (ANTARA News Kaltim) - Sebuah perusahaan asal Rusia dengan nama Kalimantan Rail pada Februari 2012 terdaftar sebagai investor yang berminat menanamkan modal di Kalimantan Timur, dengan nilai awal investasi sebesar Rp16 triliun.

"Dana ini sebagai langkah awal untuk pembangunan rel kereta api angkutan khusus batu bara (RKA2KB) tahap I," kata Kepala Badan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim HM Yadi Sabianoor di Samarinda, Selasa.

Ia mengatakan, panjang rel kereta api yang akan dibangun mencapai 160 kilometer, yakni mulai dari Kabupaten Kutai Barat hingga kilometer 13 Jl Soekarno-Hatta, Balikpapan.

Kalimantan Rail, lanjut Yadi, merupakan anak perusahaan Russian Railways yang berkantor pusat di Moskow, Rusia. Sedangkan total panjang rel kereta api yang akan dibangun perusahaan itu direncanakan mencapai 280 kilometer hingga Lubuk Tutung, Kalimantan Tengah.

Namun, lanjut dia, saat ini pihak Kalimantan Rail masih fokus pada rencana pembangunan untuk Kutai Barat hingga Balikpapan.

"Bahkan kemarin saya sudah ditelepon oleh pihak Kalimantan Rail untuk mencarikan jasa penyewaan helikopter. Saya sudah hubungkan antara pemilik helikopter dengan Kalimantan Rail sehingga merekalah yang langsung menentukan harga sewa heli," katanya.

Helikopter yang disewa Kalimantan Rail itu, lanjut dia, akan digunakan untuk pemantauan udara terkait jalur yang akan dilalui kereta api. Rencana pemantauan itu dilakukan Rabu (7/3) 2012.

"Mereka serius ingin membangun rel kereta api, buktinya mereka sudah menyewa helikopter agar Rabu besok bisa melihat langsung medan yang akan dilalui kereta api, setelah pemantauan itu, mereka rencananya langsung membuat kegiatan bertahap," katanya.

Dikatakan, ketertarikan Russian Railways menanamkan modal pembangunan kereta api di Kaltim itu diawali dari promosi potensi investasi yang dilakukan Pemprov Kaltim ke Moscow pada 2011.

Sejak saat itu ada beberapa perusahaan asal Rusia yang tertarik, di antaranya adalah Russian Railways, sehingga pihaknya terus melakukan koordinasi intensif kepada sejumlah perusahaan berminat.

Tahap selanjutnya dilakukan penandatanganan Memorendum of Understanding (MoU) antara Gubernur Kaltim dengan manajemen Russian Railways termasuk dengan anak perusahaannya yang bernama Kalimantan Rail.

Penandatanganan nota kesepahaman itu dilakukan di Jakarta pada 7 Febrauari 2012. Sejak saat itu, komunikasi terus dilakukan agar pihak Rusia tidak membatalkan investasinya.

Jika keberadaan jaringan rel kereta api ini terealisasi, pengangkutan batu bara yang selama ini menggunakan jalur sungai akan bisa lebih cepat dengan kapasitas angkut lebih banyak.

Untuk sementara memang hanya untuk angkutan batu bara, namun ke depan tidak menutup kemungkinan dapat digunakan sebagai angkutan manusia, komoditas lain, dan berbagai produksi pertanian dalam arti luas di Kaltim. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012