Tenggarong (ANTARA News Kaltim) - Para petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kelurahan Bukit Biru, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, mengaku resah dan khawatir dengan maraknya aktivitas pertambangan di wilayah itu yang mengancam lahan pertanian mereka.

"Kami tak ingin lahan kami tersentuh limbah tambang, apalagi beralih fungsi menjadi lahan tambang," ujar Ketua Gapoktan Bukit Biru Sutarmin di hadapan Wakil Bupati Kutai Kartanegara, HM Ghufron Yusuf, Senin pagi, saat panen raya pada sawah seluas 450 hektare di Kelurahan Bukit Biru.

Menurut Sutarmin yang mewakili rekan-rekannya selaku petani padi sawah, pihaknya bertekad untuk terus bercocok tanam. Bahkan akan mewariskan pada anak cucu mereka untuk terus memanfaatkan lahan yang ada agar ditanami padi.

Sementara Wabup HM Ghufron Yusuf mengatakan saat ini kegiatan tambang di Kukar memang banyak. Kuncinya agar lahan pertanian tak beralih fungsi jadi lahan tambang, tinggal bagaimana petani tidak menjual tanahnya ke pengusaha tambang.

"Kalu bapak-bapak menjual tanah ke perusahaan tambang, ya apa boleh buat. Tapi jika masih mau bertani, tanahnya ya jangan dijual," ujarnya kepada para petani Gapoktan Bukit Biru.

Ghufron juga mengaku senang jika para petani mempertahankan lahan pertaniannya, daripada menjualnya ke pengusaha tambang.

"Hati nurani saya mengatakan, lebih baik lahan pertanian ini terus eksis beralih fungsi menjadi pertambangan," ujarnya.

Karena, ujarnya, tambang merupakan sektor sumber daya alam tak terbarukan, yang suatu saat akan habis, sedangkan sektor pertanian dapat terus diandalkan, dan saat ini kontribusinya cukup besar bagi ekonomi Kukar.

"Saat ini beras masih menjadi bahan makanan pokok bagi rakyat Indonesia. Untuk itu pertanian padi sangat dibutuhkan sehingga usaha pertanian akan semakin cerah ke depannya," ujarnya.  (*)

Pewarta: Hayru Abdi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012