Peran Kader Pemberdayaan Masyarakat disebut sangat dibutuhkan dalam mendukung pencapaian program pemerintah di desa dan kelurahan. Sesuai kapasitasnya, Kader Pemberdayaan Masyarakat diajak membantu mewujudkan terciptanya pemberdayaan masyarakat dalam melaksanakan program pemerintah di daerah masing-masing.


“Tidak terkecuali para petani, saya berharap petani yang sudah dibekali bisa menjadi Kader Pemberdayaan Masyarakat menyukseskan program pertanian di daerah. Mereka membantu sesuai keahlian masing-masing,” ujar Kepala Seksi Pengembangan Kapasitas Masyarakat DPMPD Kaltim, Helvin Syahruddin saat menghadiri Pelatihan Perbanyakan dan Penyebaran Agens Pengedali Hayati (APH) bagi petani, di Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Karya Insani, Berambai, Sempaja Utara, Samarinda, Selasa (30/7).

Helvin menghadiri kegiatan gagasan Dinas Perkebunan Kaltim kerjasama Dinas Pertanian Samarinda tersebut ditemani Kepala Seksi Pembangunan Informasi Desa dan Kelurahan, Isnawati.

Menurutnya para petani Desa Berambai yang diberikan pelatihan salah satunya. Diharap setelah diberikan pembekalan menjadi Kader Pemberdayaan Masyarakat membantu pemerintah  dalam mengantisipasi sebaran organisme pengganggu tanaman ramah lingkungan.

Ilmu yang didapat terkait perbanyakan dan penyebaran Agens Pengedali Hayati (APH) bisa diaplikasikan dengan baik dalam penanganan organisme pengganggu tanaman tanpa harus menggunakan bahan kimia.

“Makanya kami ikut kesini terlibat dalam pelaksanaan pelatihan. Setelah ini diharap para petani menjadi kader,” katanya.

Sementara Kabid Perkebunan Dinas Pertanian Samarinda, Sulastri berharap petani Desa Berambai mendapatkan manfaat dari pelatihan. Utamanya dalam upaya perlindungan penggunaan vestisida karena dianggap tidak ramah lingkungan.

Jafung Pengedali Organisme Penggagu Tanaman Disbun Kaltim, Mulyadi menambahkan pelatihan angkatan pertama tersebut bertujuan mencetak kader yang mampu memperbanyak dan penyebaran agens pengendali hayati.

“Selama ini kan hanya dilakukan di laboratorium. Sekarang petani sudah bisa mengembangkan jamur ramah lingkungan untuk mengendalikan hama penyebab penyakit tanaman perkebunan. Jadi kalau ada hama atau penyakit pengganggu tanaman perkebunan bisa menggunakan jamur yang dihasilkan,” sebutnya.

Sementara Lurah Sempaja Utara, Dimas Kamasuara mengaku bersyukur petani di wilayahnya menerima program pelatihan. Kedepan dia berharap ada sinergi antara penyuluh pertanian lapangan dengan petani agar bisa berdampingan mengembangan usaha pertanian dan perkebunan.,

“Seperti penanganan hama kupu-kupu kecil berwarna putih dikeluhkan petani agak sulit diatasi karena disempot ada lagi. Ini cukup mengganggu semoga ada cara jitu terkait penangannya,” harapnya.

Pewarta: Arif Maulana

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019