Tentara dari tiga negara yang berbatasan wilayah melakukan latihan bersama, yakni Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), Angkatan Darat Malaysia, dan Observer Angkatan Darat Philipina dengan nama "Latihan Bersama Indomalphi Middle Land Exercise 2019".
"Latihan Bersama Indomalphi 2019 ini untuk mewujudkan stabilitas keamanan di perbatasan tiga negara sekaligus menjalin silaturahim antarprajurit," ujar Kepala Penerangan Korem 091/Aji Surya Natakusuma (ASN) Kapten Arh Asrul Aziz melalui rilis yang diterima Senin malam.
Dalam latihan bersama ini TNI AD diwakili oleh Batalyon Infanteri Raider 613/Raja Alam. Indomalphi Middle Land Exercise 2019 tersebut dibuka oleh Dirjen Strahan Kemenhan RI Mayjen TNI Rizerius Eko HS.
Pembukaan latihan bersama dilakukan di Mako Yonif Raider 613/Raja Alam di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, dalam upacara gabungan dengan instruktur upacara Rizerius Eko. Latihan bersama ini resmi dilakukan sejak pembukaan Senin ini dan akan berakhir pada 8 Agustus 2019.
Latihan bersama ini, lanjutnya, merupakan lanjutan latihan sebelumnya yang diselenggarakan pada 2018 dengan Metode Table Top Exercise (TTX) dan Subject Matter Expert Exchange (SMEE) On Sniper.
Menurut Mayjen TNI Rizerius Eko HS, latihan bersama ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama perbatasan di antara tiga negara, yakni untuk menangkal aksi teroris dan kejahatan lintas negara, termasuk untuk berkontribusi pada perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemajuan ekonomi di wilayah kawasan tiga negara.
Latihan bersama ini mengambil tema 'Interoperabilitas Satuan TNI dengan Satuan Angkatan Bersenjata Malaysia dan Philipina dalam menghadapi kemungkinan terjadinya aksi teroris dan kejahatan lintas negara lainnya di wilayah yang berbatasan dengan perairan Laut Sulu dalam rangka mewujudkan stabilitas keamanan di kawasan'.
"Latihan ini sedikitnya melibatkan 180 personel dari tiga negara dan berlangsung selama 14 hari dengan materi latihan tembak reaksi, tembak tepat, pertempuran jarak dekat dengan serbuan pemukiman, patroli keamanan, penembak sniper, dan materi Neo-combatant Evacuation Operation (NEO)," katanya.
Dalam kesempatan ini Dirjen Strahan Kemenhan RI mengharapkan latihan bersama Indomalphi berjalan lancar tanpa ada halangan dan mencapai tujuan dengan sasaran latihan yang telah ditentukan. Setiap parjurit harus memiliki motivasi yang tinggi dan penguasaan taktik dan tehnik bertempur.
"Implementasi dari latihan ini adalah patroli yang terkoordinasi, bukan operasi bersama dalam melaksanakan patroli di negara masing-masing. Apabila ada pembajakan kapal laut di Indonesia dan dibawa ke Malaysia atau Philipina, maka patroli Indonesia akan berkoordinasi dengan patroli Malaysia atau Philipina untuk menghadang atau menangkap kapal tersebut," ujar Rizerius Eko.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019
"Latihan Bersama Indomalphi 2019 ini untuk mewujudkan stabilitas keamanan di perbatasan tiga negara sekaligus menjalin silaturahim antarprajurit," ujar Kepala Penerangan Korem 091/Aji Surya Natakusuma (ASN) Kapten Arh Asrul Aziz melalui rilis yang diterima Senin malam.
Dalam latihan bersama ini TNI AD diwakili oleh Batalyon Infanteri Raider 613/Raja Alam. Indomalphi Middle Land Exercise 2019 tersebut dibuka oleh Dirjen Strahan Kemenhan RI Mayjen TNI Rizerius Eko HS.
Pembukaan latihan bersama dilakukan di Mako Yonif Raider 613/Raja Alam di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, dalam upacara gabungan dengan instruktur upacara Rizerius Eko. Latihan bersama ini resmi dilakukan sejak pembukaan Senin ini dan akan berakhir pada 8 Agustus 2019.
Latihan bersama ini, lanjutnya, merupakan lanjutan latihan sebelumnya yang diselenggarakan pada 2018 dengan Metode Table Top Exercise (TTX) dan Subject Matter Expert Exchange (SMEE) On Sniper.
Menurut Mayjen TNI Rizerius Eko HS, latihan bersama ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama perbatasan di antara tiga negara, yakni untuk menangkal aksi teroris dan kejahatan lintas negara, termasuk untuk berkontribusi pada perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemajuan ekonomi di wilayah kawasan tiga negara.
Latihan bersama ini mengambil tema 'Interoperabilitas Satuan TNI dengan Satuan Angkatan Bersenjata Malaysia dan Philipina dalam menghadapi kemungkinan terjadinya aksi teroris dan kejahatan lintas negara lainnya di wilayah yang berbatasan dengan perairan Laut Sulu dalam rangka mewujudkan stabilitas keamanan di kawasan'.
"Latihan ini sedikitnya melibatkan 180 personel dari tiga negara dan berlangsung selama 14 hari dengan materi latihan tembak reaksi, tembak tepat, pertempuran jarak dekat dengan serbuan pemukiman, patroli keamanan, penembak sniper, dan materi Neo-combatant Evacuation Operation (NEO)," katanya.
Dalam kesempatan ini Dirjen Strahan Kemenhan RI mengharapkan latihan bersama Indomalphi berjalan lancar tanpa ada halangan dan mencapai tujuan dengan sasaran latihan yang telah ditentukan. Setiap parjurit harus memiliki motivasi yang tinggi dan penguasaan taktik dan tehnik bertempur.
"Implementasi dari latihan ini adalah patroli yang terkoordinasi, bukan operasi bersama dalam melaksanakan patroli di negara masing-masing. Apabila ada pembajakan kapal laut di Indonesia dan dibawa ke Malaysia atau Philipina, maka patroli Indonesia akan berkoordinasi dengan patroli Malaysia atau Philipina untuk menghadang atau menangkap kapal tersebut," ujar Rizerius Eko.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019