Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur menggiatkan program pemberian makanan tambahan untuk menekan kasus kekerdilan anak di daerah itu akibat kurang asupan gizi.

"Untuk menekan 'stunting' (kekerdilan) kami giatkan program pemberian makanan tambahan kepada balita," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara Arnold Wayong di Penajam, Kamis.

Salah satu upaya pemulihan balita kurang gizi maupun gizi buruk, kata dia, dengan pemberian makanan tambahan kepada mereka.

Pemenuhan kebutuhan gizi dan kualitas makanan, kata dia, harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kasus kekerdilan pada anak.

"Ada program pemberian makanan tambahan dibantu pemerintah provinsi dan pemerintah pusat, agar tepat sasaran pelaksanaannya melibatkan petugas gizi di puskesmas dan kader kesehatan di posyandu," kata dia.

Ia menjelaskan program pemberian makanan tambahan tersebut dilakukan melalui pos pelayanan terpadu (posyandu) di setiap wilayah di Kabupaten Penajam Paser Utara untuk memudahkan masyarakat.

"Kami juga terus sosialisasikan menyangkut kesadaran para orang tua untuk memenuhi asupan gizi sejak janin masih dalam kandungan," ucap Arnold Wayong.

Pantauan terhadap perkembangan anak, lanjut ia, dapat dilihat sejak kehamilan ibu karena  kasus kekerdilan bisa terjadi sejak dalam kandungan.

Ia mengingatkan masyarakat tentang pentingnya diperhatikan masalah asupan gizi bagi ibu dan anak.

Pada 2018, ditemukan kasus kekerdilan terhadap sedikitnya 58 anak di 10 desa/kelurahan di Kabupaten Penajam Paser Utara.

Upaya Dinkes setempat mengatasi masalah itu terus dilakukan dan saat ini masih terdapat 48 anak yang mengalami gangguan pertumbuhan.

Sebanyak 10 desa/kelurahan tersebut merupakan daerah khusus penanganan kasus kekerdilan oleh Kementerian Kesehatan, sedangkan Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara tetap melakukan pemantauan di 44 desa/kelurahan lainnya.

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019