Penyaluran uang oleh Bank Indonesia (BI) Provinsi Kaltim ke kantor kas titipan seperti Kabupaten Paser, Kutai Timur, Kutai Barat, dan Kabupaten Berau saat Ramadhan hingga Idul Fitri 1440 H (2019) senilai Rp745,67 miliar, atau minus 5,36 persen (yoy).
 

"Penurunan kebutuhan uang melalui kantor kas titipan dipengaruhi oleh perilaku masyarakat yang memilih melakukan konsumsi di pusat perkotaan menjelang hari besar keagamaan nasional (HBKN)," kata Kepala BI KPw Provinsi Kaltim Muhammad Nur di Samarinda, Kamis.

Pada Ramadhan 2019, proyeksi kebutuhan uang di Kaltim sebesar Rp5,37 triliun, terdiri atas Rp3,03 triliun di wilayah kerja KPw BI Kaltim dan Rp2,34 triliun di wilayah kerja KPw BI Balikpapan, namun realisasinya Rp4,48 triliun atau sebesar 83 persen dari total proyeksi.

Jika dibandingkan dengan realisasi pemenuhan kebutuhan uang tahun 2018 yang senilai Rp2,85 triliun, katanya, maka realisasi kebutuhan uang selama Ramadhan 2019 di wilayah kerja KPw BI Kaltim mengalami penurunan 5,54 persen.

"Penurunan ini kemungkinan disebabkan oleh makin banyaknya masyarakat yang bertransaksi secara nontunai. Jumlah transaksi nontunai di Kaltim mencapai Rp3,72 triliun dengan volume sebesar 102,86 ribu transaksi," ujarnya.

Capaian ini, menurutnya lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp6,11 triliun dengan volume sebesar 106,01 ribu transaksi.

Berdasarkan jenis instrumennya, penurunan transaksi nontunai Kaltim dipengaruhi oleh transaksi real time gross settlement (RTGS) yang terkontraksi lebih dalam pada Mei 2019. RTGS adalah sistem transfer dana elektronik yang penyelesaian transaksinya dilakukan dalam seketika.

Transaksi SKNBI yang lebih murah dan semakin cepat proses settlementnya, menyebabkan masyarakat lebih memilih menggunakan SKNBI dibandingkan RTGS.

"SKNBI (Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia) dan RTGS (Real Time Gross Settelement) adalah metode pembayaran yang diselenggarakan oleh BI," kata Nur.

Ia juga mengatakan, kinerja outflow Kaltim pada Mei 2019 tercatat Rp4,78 triliun, naik 86,03 persen (yoy), lebih tinggi ketimbang periode sebelumnya yang tumbuh 28,88 persen.

Capaian kinerja outflow Kaltim pada Mei 2019 merupakan yang tertinggi sejak tahun 2011. Sementara itu, realisasi inflow tercatat Rp180,4 miliar atau terkontraksi 4,18 persen, lebih rendah ketimbang Mei tahun sebelumnya yang tumbuh 24,20 persen. 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019