Bontang (ANTARA News Kaltim) - Kota Bontang, Kalimantan Timur, kini menjadi contoh bank sampah yang mampu mengubah sampah anorganik menjadi berbagai macam hasil kerajinan, setelah Kota Malang, Jawa Timur.

"Ini ditandai dengan seringnya Bontang mendapat kunjungan tamu dari berbagai daerah di Indonesia untuk belajar mengenai tata kelola dan pemberdayaan para ibu rumah tangga dalam memanfaatkan waktu luang untuk memproduksi berbagai kerajinan berbahan baku limbah atau sampah anorganik," kata Direktur Bank Sampah Kelola Mandiri, Hamzah, di Bontang, Jumat.

Selain Bank Sampah Kelola Mandiri, telah dibuka pula beberapa bank sampah lainnya di berbagai kelurahan di Bontang dengan pusat di Bank Sampah Kelola Mandiri.

"Bank Sampah Kelola Mandiri memang menjadi pusat dari unit bank sampah lainnya terutama untuk pemasaran mengingat telah memiliki `work shop` dan sekaligus sebagai `outlet` pemasaran," kata Hamzah.

Para perajin yang didominasi kaum ibu itu mampu mengubah sampah kertas, botol, karet, ban, plastik, dan lain-lain menjadi berbagai macam kerajinan seperti keranjang, pot, vas bunga, tempat pensil dan berbagai produk kerajinan lain.

Jumlah perajin yang telah diberdayakan Bank Sampah Kelola Mandiri kini meningkat menjadi 18 orang dari jumlah sebelumnya yang hanya 16 ibu rumah tangga, tidak termasuk di unit bank sampah.

"Untuk bahan baku saat ini telah melimpah, apalagi setelah menggandeng sekolah-sekolah SMP dan SMU yang ada di Bontang. Bahkan yang menarik, khusus SMPN I Bontang kami memiliki satu marketing dari siswa di situ yang aktif memasarkan produk kerajinan limbah anorganik ini," ujar Hamzah.

Besarnya perhatian dari perusahaan, instansi terkait termasuk Wali Kota Bontang membuat bank sampah di Bontang berkembang pesat. Pemesan terus masuk dari berbagai perusahaan, instansi, siswa sekolah maupun masyarakat, baik perorangan maupun kelompok.

Bahkan jenis produk kerajinan sekarang telah berkembang dengan memanfaatkan botol-botol plastik untuk kerajinan bunga hias.  (*)

Pewarta: Suratmi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012