Samarinda, 11/1 (ANTARA) - Kaltim akan membangun banyak pabrik sesuai Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025.

"Sejumlah program penting terkait MP3EI di Kaltim, di antaranya rencana pembangunan Pabrik Pupuk Kaltim V di Bontang yang setidaknya memerlukan pembiayaan Rp6,3 triliun," kata Gubrnur Kaltim, Awang Faroek Ishak, di Samarinda, Rabu.

Saat ini, di Bontang telah ada Pabrik Pupuk Kaltim I, II, III dan IV. Sedangkan keberadaan Pabrik Pupuk Kaltim V akan mampu menambah kapasitas produksi pupuk urea mencapai 450 ribu ton per tahun, sehingga kapasitas total produksinya akan menjadi 3,43 juta ton per tahun.

Sedangkan kapasitas produksi pabrik Pupuk Kaltim V untuk Ammonia mencapai 2.500 metric tons per day (MTPD) atau 990 ribu ton per tahun, sementara untuk Urea granule mencapai 3.500 MTPD atau 1,15 juta ton per tahun.

Untuk konsumsi gas sesuai komitmen suplai Head of Agreement (HoA), dari operator Pearl Oil Sebuku sejak 1 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2021 sebesar 80 million metric standard cubic feet per day  (MMSCFD).

Berdasarkan perhitungan, terbangunnya pabrik tersebut akan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 3 ribu orang.

Ini berarti program pembangunan tersebut sangat bersinergi dengan program pengentasan kemiskinan dan pengurangan angka pengangguran di Kaltim.

Sedangkan pembangunan Pabrik Pupuk Kaltim V, di antaranya bertujuan untuk menggantikan Pabrik Pupuk Kaltim I yang saat ini kondisinya sudah tua, bahkan cenderung boros energi.

Proyek lainnya adalah, pembangunan Pelabuhan Kariangau di Balikpapan melalui kerjasama PT Pelindo yang membutuhkan dana tidak kurang dari Rp1,3 triliun.

Perluasan Terminal Bandara Internasional Sepinggan di Balikpapan menjadi masing-masing dua tingkat, yakni untuk terminal kedatangan dan terminal keberangkatan.

Dana yang akan dikucurkan untuk mendukung peningkatan terminal bandara dengan 11 garbarata tersebut, seluruhnya akan mencapai Rp1,8 triliun.

Pemerintah Pusat melalui PLN juga membangun dua pembangkit listrik masing 2 x 100 Mega Watt (MW) atau total 400 MW, dengan dana masing-masing tidak kurang dari Rp2,4 triliun, sehingga total menjadi Rp4,8 triliun.

Kemudian akan dibangun rel kereta api oleh Raz al Khaimah-RMII, yakni perusahaan kongsi dari Uni Emirat Arab (UEA), ditambah pembangunan power plant dan smelter yang seluruhnya akan memerlukan dana sekitar 5 Juta dolar AS.

"MP3EI yang dicanangkan oleh presiden diarahkan agar pembangunan ekonomi nasional dalam jangka panjang mampu menekan hambatan pembangunan, sehingga ekonomi akan tumbuh makin tinggi, lapangan pekerjaan semakin terbuka dan kemiskinan dapat dikurangi," kata gubernur.  (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012