Instansi teknis Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu melakukan pengecekan patok perbatasan negara antara Indonesia dengan Malaysia, khususnya di wilayah Kecamatan Long Apari, Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, dengan Desa Long Sengot, Serawak.


"Saya dan rekan berangkat ke kawasan perbatasan negara, pagi ini," ujar Kasubbag Batas Wilayah Negara, Bagian Pengelola Perbatasan Setkab Mahakam Ulu Juk Jiu di Ujoh Bilang, Sabtu.

Ia ingin mengajak wartawan turut serta dalam pengecekan patok perbatasan sekaligus melihat kondisi kawasan itu, agar lebih matang dalam menulisnya karena tidak berdasarkan pada kabar dari organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, namun bisa melihat langsung fakta di lapangan.

Menurutnya, waktu yang dibutuhkan mulai berangkat dari Ujoh Bilang (Ibu Kota Mahakam Ulu) hingga balik lagi di Ujoh Bilang, membtuhkan waktu delapan hari.

Waktu selama itu karena perjalanannya harus melalui jalur Sungai Mahakam akibat belum adanya jalan darat. Dari Ujoh Bilang ke Kampung Tiong Ohang (Ibu Kota Kecamatan Long Apari) memerlukan waktu antara 6-7 jam perjalanan menggunakan speedboat atau longboat.

Kemudian harus bermalam di Tiong Ohang karena tidak ada speedboat atau perahu ketinting yang berani berangkat sore atau malam, mengingat untuk sampai ke hulu harus melintasi dua riam berbahaya, salah satunya adalah Riam 611.

Keesokan harinya, kata Juk, dilanjutkan perjalanan ke Kampung Long Apari, yakni kampung paling ujung di Kecamatan Long Apari. Ketika sampai di kampung itu, pihaknya akan melapor ke Satgas Pamtas yang bertugas di kawasan tersebut.

Di Kampung Long Apari, lanjutnya, jika kondisi Sungai Mahakam bersahabat (tidak terlalu pasang), maka perjalanan akan dilanjutkan ke hulu lagi, menuju Riam Matahari. Namun jika alam tidak bersahabat, pihaknya harus bermalam lagi dan esoknya baru melanjutkan perjalanan.

"Untuk sampai ke kawasan perbatasan negara, kita hanya bisa memprediksi jumlah hari yang dibutuhkan karena yang menentukan berapa hari kita sampai itu alam. Jika sungai tidak sedang mengamuk akibat arus deras, kemudian ketika naik masuk hutan dan naik-turun gunung tidak hujan, maka perjalanan lancar, jadi alam yang menentukan," ucap Juk.

Ketika sampai di ujung sungai, dilanjutkan memasuki kawasan hutan, diperkirakan pihaknya akan menginap sekitar 2-3 malam di hutan itu sambil mengecek tapal batas negara, memperbaiki yang rusak maupun yang tertutup dan mendokumentasikan sebagai bahan laporan.  (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019