Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah menyatakan, usia ke-24 tahun perusahaan telekomunikasi selular "Merah-Putih" Indonesia ingin menjawab tentang posisi dan keberadaan Telkomsel dari dulu, saat ini dan ke depan.
"Legacy yang ingin diwujudkan atau dijawab Telkomsel, adalah untuk apa Telkomsel hadir di tanah air, yakni untuk menjaga dan meningkatkan berbagai layanan yang ada tetap sukses serta untuk menjawab era persaingan dunia digital saat ini," katanya menjawab pertanyaan saat Media Gathering Telkomsel di Bali 29 April - 1 Mei 2019.
Menurut dia, pihaknya dengan kekuatan yang dimiliki akan terus berjuang di era digital sekarang, sehingga Indonesia tidak tertinggal dengan negara lain paling tidak di Asia Tenggara.
Saat ini, Indonesia disebutkan masih tertinggal dengan beberapa negara di Asia Tenggara dalam akses ke dunia digital seperti akses digitalisasi perbankan yang masih pada kisaran 40-50% populasi, sementara negara tetangga Malaysia sudah pada kisaran 75%.
"Berkaca dari kenyataan tersebut, Presiden Jokowi telah mencanangkan agar bangsa Indonesia bisa minimal bisa juga mencapai 75% akses digilitasi perbankan, disinilah peran besar Telkomsel bisa mendorong akses digitalisasi industri perbankan dan kemampuan masyarakat dapat mengkses," kata Ririek.
Dukungan teknologi telekomunkasi yang dikembangkan oleh Telkomsel tentunya akan pararlel dengan kebutuhan akan akses teknologi keuangan (Fintech) yang dewasa ini semakin bermunculan.
Digitalisasi Pemilu?
Menurut dia, Telkomsel sebagai pemain dibidang teknologi komunikasi tentunya terus bergerak memberikan dan menyediakan akses sehingga telekomunikasi digital tidak hanya di dunia telekomunikasi itu sendiri tetap juga sudah mnejamah ke bidang keuangan dan bidang lainnya.
Menjawab tantangan, digitalisasi di dunia politik mengingat Indonesia baru saja usai melaksanakan hajat besar yakni "Perayaan Demokrasi Indonesia" yang pasca-17 April 2019 banyak jatuh korban terutama para petugas pelaksana, tentunya banyak harapan agar ada pemikiran menggunakan kemajuan teknologi untuk Pemilu.
"Ya kami juga turut prihatin dan berbelangsukawa terhadap para petugas Pemilu yang meninggal dunia karena berbagai faktor dari proses panjang Pemilu 2019," katanya.
Menjawab kemungkinan Pemilu berbasis digital di Indonesia, Ririek menyebutkan, kemungkinan terbuka lebar dari sisi teknologi komunikasinya dan Telkomsel memiliki ke akses tersebut.
Menurut dia, untuk menuju ke arah itu, memang perlu ada dukungan dan kajian sehingga digitalisasi Pemilu di Indonesia tetap bisa menjaga marwah Pemilu yakni "Judil" dan "Luber".
Salah satu yang menurut Ririek harus dituntaskan misalnya adalah bagaimana terkait dengan identifikasi pemilih yang akan melakukan E-Vote apakah benar orangnya yang dimaksud.
"Telkomsel prinsip mendukung apabila ada gagasan atau ide terkait sistem pelaksanaan Pemilu Indonesia ke depan, namun tentunya harus ada semacam kajian dan dukungan semua pihak terkait," katanya.
Terkait dengan kiprah Telkomsel dewasa ini, diakui layanan pelanggan trafiknya kini sudah mulai bergeser dari hanya suara dan SMS ke jenis layanan aplikasi dan layanan digital.
Melihat fenomena tersebut, maka Telkomsel mempersiapkan layanan "Ramadhan & Idul Fitri" atau RAFI 2019 dengan menyesuaikan dengan perkiraan peningkatan layanan data sebesar 21% dibanding hari-hari biasa atau bahkan 66% dibanding RAFI tahun lalu.
Hal itu terbalik dengan layanan suara dan SMS yang diperkirakan alami penurunan pada kisaran 10% untuk suara dan 2% untuk SMS dibanding hari normal biasa.
Telkomsel telah meningkatkan seluruh jaringan di titik-titik strategis jalur mudik dan pusat-pusat keramaian publik untuk memberikan kenyamanan berkomunikasi bagi pelanggan pada periode RAFI 2019.
Secara khusus, Telkomsel membangun 10.000 Base Transceiver Station (BTS) multi-band Long Term Evolution (LTE) di seluruh Indonesia 4G diseluruh pita frekuensi, untuk menghadirkan layanan berkualitas dengan kapasitas memadai, kata Ririek.
"Momentum RAFI merupakan momen spesial bagi masyarakat Indonesia karena orang melakukan ibadah puasa Ramadhan dan ritual pulang kampung halaman pada saat Idul Fitri yang dikenal dengan mudik," katanya.
Selain mudik, masyarakat Indonesia juga memanfaatkan periode tersebut untuk berlibur bersama keluarga dan kerabat.
Periode RAFI tahun ini menjadi momentum istimewa bagi Telkomsel, karena bersamaan periode ini Telkomsel genap berusia 24 tahun. Pada momen RAFI ini pula keandalan jaringan dan layanan Telkomsel yang sesungguhnya diuji, karena umumnya penggunaan layanan komunikasi lebih tinggi dibanding hari biasa.
Untuk itu, lanjut Ririek, sejak jauh-jauh hari Telkomsel menggelar berbagai persiapan dari sisi infrastruktur maupun produk, dan layanan agar pelanggan tetap bisa menikmati layanan dengan nyaman pada saat periode RAFI.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019
"Legacy yang ingin diwujudkan atau dijawab Telkomsel, adalah untuk apa Telkomsel hadir di tanah air, yakni untuk menjaga dan meningkatkan berbagai layanan yang ada tetap sukses serta untuk menjawab era persaingan dunia digital saat ini," katanya menjawab pertanyaan saat Media Gathering Telkomsel di Bali 29 April - 1 Mei 2019.
Menurut dia, pihaknya dengan kekuatan yang dimiliki akan terus berjuang di era digital sekarang, sehingga Indonesia tidak tertinggal dengan negara lain paling tidak di Asia Tenggara.
Saat ini, Indonesia disebutkan masih tertinggal dengan beberapa negara di Asia Tenggara dalam akses ke dunia digital seperti akses digitalisasi perbankan yang masih pada kisaran 40-50% populasi, sementara negara tetangga Malaysia sudah pada kisaran 75%.
"Berkaca dari kenyataan tersebut, Presiden Jokowi telah mencanangkan agar bangsa Indonesia bisa minimal bisa juga mencapai 75% akses digilitasi perbankan, disinilah peran besar Telkomsel bisa mendorong akses digitalisasi industri perbankan dan kemampuan masyarakat dapat mengkses," kata Ririek.
Dukungan teknologi telekomunkasi yang dikembangkan oleh Telkomsel tentunya akan pararlel dengan kebutuhan akan akses teknologi keuangan (Fintech) yang dewasa ini semakin bermunculan.
Digitalisasi Pemilu?
Menurut dia, Telkomsel sebagai pemain dibidang teknologi komunikasi tentunya terus bergerak memberikan dan menyediakan akses sehingga telekomunikasi digital tidak hanya di dunia telekomunikasi itu sendiri tetap juga sudah mnejamah ke bidang keuangan dan bidang lainnya.
Menjawab tantangan, digitalisasi di dunia politik mengingat Indonesia baru saja usai melaksanakan hajat besar yakni "Perayaan Demokrasi Indonesia" yang pasca-17 April 2019 banyak jatuh korban terutama para petugas pelaksana, tentunya banyak harapan agar ada pemikiran menggunakan kemajuan teknologi untuk Pemilu.
"Ya kami juga turut prihatin dan berbelangsukawa terhadap para petugas Pemilu yang meninggal dunia karena berbagai faktor dari proses panjang Pemilu 2019," katanya.
Menjawab kemungkinan Pemilu berbasis digital di Indonesia, Ririek menyebutkan, kemungkinan terbuka lebar dari sisi teknologi komunikasinya dan Telkomsel memiliki ke akses tersebut.
Menurut dia, untuk menuju ke arah itu, memang perlu ada dukungan dan kajian sehingga digitalisasi Pemilu di Indonesia tetap bisa menjaga marwah Pemilu yakni "Judil" dan "Luber".
Salah satu yang menurut Ririek harus dituntaskan misalnya adalah bagaimana terkait dengan identifikasi pemilih yang akan melakukan E-Vote apakah benar orangnya yang dimaksud.
"Telkomsel prinsip mendukung apabila ada gagasan atau ide terkait sistem pelaksanaan Pemilu Indonesia ke depan, namun tentunya harus ada semacam kajian dan dukungan semua pihak terkait," katanya.
Terkait dengan kiprah Telkomsel dewasa ini, diakui layanan pelanggan trafiknya kini sudah mulai bergeser dari hanya suara dan SMS ke jenis layanan aplikasi dan layanan digital.
Melihat fenomena tersebut, maka Telkomsel mempersiapkan layanan "Ramadhan & Idul Fitri" atau RAFI 2019 dengan menyesuaikan dengan perkiraan peningkatan layanan data sebesar 21% dibanding hari-hari biasa atau bahkan 66% dibanding RAFI tahun lalu.
Hal itu terbalik dengan layanan suara dan SMS yang diperkirakan alami penurunan pada kisaran 10% untuk suara dan 2% untuk SMS dibanding hari normal biasa.
Telkomsel telah meningkatkan seluruh jaringan di titik-titik strategis jalur mudik dan pusat-pusat keramaian publik untuk memberikan kenyamanan berkomunikasi bagi pelanggan pada periode RAFI 2019.
Secara khusus, Telkomsel membangun 10.000 Base Transceiver Station (BTS) multi-band Long Term Evolution (LTE) di seluruh Indonesia 4G diseluruh pita frekuensi, untuk menghadirkan layanan berkualitas dengan kapasitas memadai, kata Ririek.
"Momentum RAFI merupakan momen spesial bagi masyarakat Indonesia karena orang melakukan ibadah puasa Ramadhan dan ritual pulang kampung halaman pada saat Idul Fitri yang dikenal dengan mudik," katanya.
Selain mudik, masyarakat Indonesia juga memanfaatkan periode tersebut untuk berlibur bersama keluarga dan kerabat.
Periode RAFI tahun ini menjadi momentum istimewa bagi Telkomsel, karena bersamaan periode ini Telkomsel genap berusia 24 tahun. Pada momen RAFI ini pula keandalan jaringan dan layanan Telkomsel yang sesungguhnya diuji, karena umumnya penggunaan layanan komunikasi lebih tinggi dibanding hari biasa.
Untuk itu, lanjut Ririek, sejak jauh-jauh hari Telkomsel menggelar berbagai persiapan dari sisi infrastruktur maupun produk, dan layanan agar pelanggan tetap bisa menikmati layanan dengan nyaman pada saat periode RAFI.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019