Samarinda  (ANTARA News Kaltim) - Wakil Gubernur Kalimantan Timur Farid Wadjdy menilai rasa kebangsaan masyarakat Indonesia di wilayah perbatasan Kaltim dengan Negara Bagian Malaysia masih tinggi.

"Salah besar kalau ada yang mengatakan bahwa masyarakat Indonesia di wilayah perbatasan sudah tidak `sreg` berada di bawah NKRI. Rasa kebangsaan mereka masih tetap tinggi," ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya di Samarinda, Rabu.

Menurut Wagub Kaltim, banyak warga Indonesia di perbatasan yang menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan, seperti giat melakukan apel bendera dengan menyanyikan lagu kebangsaan "Indonesia Raya".

Namun, ujarnya, karena situasi di wilayah perbatasan yang memang serba terbatas, kebanyakan warga Indonesia di sana lebih senang berbelanja sembako ke Negara Bagian Malaysia yang memang lebih banyak tersedia.

"Di negara tetangga yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal mereka, memang jauh lebih lengkap termasuk soal sembako. Tetapi hal itu tidak membuat masyarakat Indonesia di perbatasan

Tetapi, kata Wagub, hal itu tidak membuat rasa kebangsaan dan cinta Tanah Air mereka menjadi luntur.

Oleh karena itu, katanya, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat melalui Badan Nasional Pembangunan Perbatasan yang diketuai Menteri Dalam Negeri terus melakukan upaya percepatan pembangunan di wilayah perbatasan.

Salah satu upaya Pemprov Kaltim adalah melakukan perluasan landasan pacu tiga bandara di perbatasan hingga menjadi 1.600 meter yakni Bandara Datah Dawai di Kabupaten Kutai Barat, Bandara Long Ampung di Kabupaten Malinau, dan Bandara Long Bawan di Kabupaten NUnukan, agar bisa didarati pesawat jenis Hercules dan ATR.

Jika pesawat Hercules bisa mendarat di bandara di wilayah perbatasan itu, kata Wagub, diharapkan pasokan sembako ke wilayah perbatasan bisa semakin lancar dan harganya pun akan lebih murah.

Wagub menambahkan, pembangunan akses jalan di wilayah perbatasan memang terlalu panjang, membutuhkan waktu lama dan biaya yang sangat tinggi, namun itu pun tetap dilakukan.

"Tetapi jembatan udara menjadi alternatif solusi. Selain perluasan landasan pacu tiga bandara itu, sebanyak 13 bandara lainnya di daerah perbatasan juga akan ditingkatkan fungsinya, ini upaya percepatan pembangunan yang kita lakukan," katanya.

Pemprov juga menganggarkan untuk pembangunan fisik wilayah perbatasan pada 2011 mencapai Rp520 miliar lebih.  (*)

Pewarta: Arief

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012