Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Sekitar 50 narapidana (napi) baik laki-laki maupun perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Samarinda mendapat pelatihan keterampilan, berupa menjahit, mengoperasikan berbagai program komputer, dan pelatihan kejurnalistikan.
"Program pelatihan keterampilan khusus ini terselenggara berkat kerja sama Dinas Pendidikan Kaltim, Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Mahakam Jaya, dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Samarinda," tutur Sriyana, Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Kaltim, saat pembukaan pelatihan di Aula Lapas Samarinda, Rabu.
Menurut dia, di antara tujuan pelatihan adalah, agar para napi tersebut memiliki keterampilan khusus yang dapat menghasilkan uang, sehingga ke depan setelah keluar dari Lapas, dapat hidup mandiri karena sudah memiliki keterampilan untuk bekal hidup bermasyarakat.
Dikatakan, agar seseorang dapat diterima dengan baik di masyarakat maka harus memiliki keterampilan, apapun jenisnya.
Sedangkan tiga jenis keterampilan yang diajarkan kepada para napi tersebut, merupakan pilihan yang boleh diambil, karena sangat sulit satu orang dapat menguasai tiga bidang keterampilan sekaligus.
Sebagian besar peserta yang mengikuti pelatihan itu merupakan napi yang mengikuti wajib belajar (wajar) 12 tahun, yakni melalui program Kejar Paket A, B, dan Kejar Paket C.
Untuk mendapatkan ijazah, lanjut dia, seseorang tidak harus menempuh pendidikan melewati jalur pendidikan formal seperti SD, SMP dan SMA, namun dapat juga melalui jalur nonformal, yakni berupa pendidikan kesetaraan dengan nama program Kejar Paket A untuk SD, Paket B untuk SMP, dan Paket C untuk SMA.
Program Kejar Paket inilah yang saat ini ditempuh Dinas Pendidikan Kaltim dalam upaya mengejar keberhasilan program Wajib Belajar 12 tahun, sehingga ke depan diharapkan tidak ada lagi warga Kaltim yang tidak lulus SMA atau yang sederajat.
Sementara itu, Kepala Divre Lembaga Pemasyarakatan, Rohmadi mengatakan, menjelang akhir 2011 terdapat 42 napi di Lapas Samarinda yang mengikuti ujian Paket A dan semuanya dinyatakan lulus.
"Kemudian ada pula sembilan napi yang mengikuti ujian untuk program Kejar Paket C, dan semua pesertanya dinyatakan lulus. Ini berarti, meskipun anak-anak berada di Lapas, namun memiliki potensi besar untuk berkembang lebih baik," ujar Rohmadi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
"Program pelatihan keterampilan khusus ini terselenggara berkat kerja sama Dinas Pendidikan Kaltim, Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Mahakam Jaya, dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Samarinda," tutur Sriyana, Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Kaltim, saat pembukaan pelatihan di Aula Lapas Samarinda, Rabu.
Menurut dia, di antara tujuan pelatihan adalah, agar para napi tersebut memiliki keterampilan khusus yang dapat menghasilkan uang, sehingga ke depan setelah keluar dari Lapas, dapat hidup mandiri karena sudah memiliki keterampilan untuk bekal hidup bermasyarakat.
Dikatakan, agar seseorang dapat diterima dengan baik di masyarakat maka harus memiliki keterampilan, apapun jenisnya.
Sedangkan tiga jenis keterampilan yang diajarkan kepada para napi tersebut, merupakan pilihan yang boleh diambil, karena sangat sulit satu orang dapat menguasai tiga bidang keterampilan sekaligus.
Sebagian besar peserta yang mengikuti pelatihan itu merupakan napi yang mengikuti wajib belajar (wajar) 12 tahun, yakni melalui program Kejar Paket A, B, dan Kejar Paket C.
Untuk mendapatkan ijazah, lanjut dia, seseorang tidak harus menempuh pendidikan melewati jalur pendidikan formal seperti SD, SMP dan SMA, namun dapat juga melalui jalur nonformal, yakni berupa pendidikan kesetaraan dengan nama program Kejar Paket A untuk SD, Paket B untuk SMP, dan Paket C untuk SMA.
Program Kejar Paket inilah yang saat ini ditempuh Dinas Pendidikan Kaltim dalam upaya mengejar keberhasilan program Wajib Belajar 12 tahun, sehingga ke depan diharapkan tidak ada lagi warga Kaltim yang tidak lulus SMA atau yang sederajat.
Sementara itu, Kepala Divre Lembaga Pemasyarakatan, Rohmadi mengatakan, menjelang akhir 2011 terdapat 42 napi di Lapas Samarinda yang mengikuti ujian Paket A dan semuanya dinyatakan lulus.
"Kemudian ada pula sembilan napi yang mengikuti ujian untuk program Kejar Paket C, dan semua pesertanya dinyatakan lulus. Ini berarti, meskipun anak-anak berada di Lapas, namun memiliki potensi besar untuk berkembang lebih baik," ujar Rohmadi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012