Sangata (ANTARA News Kaltim) - PT Kaltim Prima Coal (KPC) pada tahun 2010 membayar royalti batu bara yang merupakan kewajiban kepada negara sebesar 376,25 juta dolar Amerika Serikat dan pajak sebesar Rp 271,39 juta dolar AS.
Chief Executive Officer PT Kaltim Prima Coal KPC, Endang Ruchijat, di Sangata, Kutai Timur, Sabtu (31/12), mengatakan, kontribusi royalti batu bara dan pajak setiap tahun meningkat berdasarkan peningkatan produksi batu bara.
Dikatakan Endang Ruchijat, royalti batu bara PT Kaltim Prima Coal, setiap tahun meningkat yakni pada tahun 2005 sebesar Rp147 miliar, kemudian tahun 2006 meningkat menjadi Rp190 miliar.
PT kaltim Prima Coal mengelola areal seluas 90 ribu hektare di Kutai Timur dengan total sumberdaya mencapai lebih dari 4,5 miliar ton.
Dia menambahkan pada tahun 2007 KPC kembali membayar royalti batu bara sebesar Rp229 miliar, kemudian pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp349 miliar, namun pada tahun 2009 menurun menjadi Rp310 miliar serta tahun 2010 lalu sebesar Rp376 miliar lebih.
Selain memberikan kontribusi kepada negara, PT Kaltim Prima Coal yang sebagian sahamnnya 13,6 persen dimiliki PT Bumi Resources (Bakrie Group), PT Sitrade Coal sebesar 32,4 persen ini juga berkontribusi terhadap perekonomian daerah.
"Sesuai data Badan Pusat Statistik BPS Kutai Timur tahun 2010 menunjukkan, bahwa sumbangan sektor pertambangan pada Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB mencapai 85,83 persen," katanya.
Ditanya tentang penjualan batu bara, Endang Ruchijat mengatakan, pada 2010 total penjualan batu bara sebanyak 40.005.839 ton yang terdiri dari jenis pinang 55 persen, melawan 44 persen dan sisanya batu bara prima (terbaik).
Mayoritas penjualan batu bara KPC pada 2010 ditujukan ke konsumen di 13 negara Jepang, Cina, Taiwan, Filipina Indonesia dan beberapa negara lainnya.
13 negara tujuan penjualan batu bara KPC pada 2010 adalah Jepang sebesar 9,6 juta ton lebih, Eropah 2,6 juta ton, Taiwan 2,5 juta ton, India 1,4 juta ton, Indonesia 3,9 juta ton, Korea 1,1 juta ton, Malaysia 2,2 juta ton, Thailand 689 ribu ton, Filipina 2,4 juta ton, Hong Kong 2,1 juta ton, Italia 2 juta ton atau total 40,005 juta ton.
"Berdasarkan sektor penggunaannya, maka 68 persen volume penjualan batu bara KPC pada 2010 digunakan untuk pembangkit listrik, dan 24 persen untuk perusahaan perdagangan dan 6 persen untuk sektor peleburan baja serta 2 persen untuk sektor lainnya," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
Chief Executive Officer PT Kaltim Prima Coal KPC, Endang Ruchijat, di Sangata, Kutai Timur, Sabtu (31/12), mengatakan, kontribusi royalti batu bara dan pajak setiap tahun meningkat berdasarkan peningkatan produksi batu bara.
Dikatakan Endang Ruchijat, royalti batu bara PT Kaltim Prima Coal, setiap tahun meningkat yakni pada tahun 2005 sebesar Rp147 miliar, kemudian tahun 2006 meningkat menjadi Rp190 miliar.
PT kaltim Prima Coal mengelola areal seluas 90 ribu hektare di Kutai Timur dengan total sumberdaya mencapai lebih dari 4,5 miliar ton.
Dia menambahkan pada tahun 2007 KPC kembali membayar royalti batu bara sebesar Rp229 miliar, kemudian pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp349 miliar, namun pada tahun 2009 menurun menjadi Rp310 miliar serta tahun 2010 lalu sebesar Rp376 miliar lebih.
Selain memberikan kontribusi kepada negara, PT Kaltim Prima Coal yang sebagian sahamnnya 13,6 persen dimiliki PT Bumi Resources (Bakrie Group), PT Sitrade Coal sebesar 32,4 persen ini juga berkontribusi terhadap perekonomian daerah.
"Sesuai data Badan Pusat Statistik BPS Kutai Timur tahun 2010 menunjukkan, bahwa sumbangan sektor pertambangan pada Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB mencapai 85,83 persen," katanya.
Ditanya tentang penjualan batu bara, Endang Ruchijat mengatakan, pada 2010 total penjualan batu bara sebanyak 40.005.839 ton yang terdiri dari jenis pinang 55 persen, melawan 44 persen dan sisanya batu bara prima (terbaik).
Mayoritas penjualan batu bara KPC pada 2010 ditujukan ke konsumen di 13 negara Jepang, Cina, Taiwan, Filipina Indonesia dan beberapa negara lainnya.
13 negara tujuan penjualan batu bara KPC pada 2010 adalah Jepang sebesar 9,6 juta ton lebih, Eropah 2,6 juta ton, Taiwan 2,5 juta ton, India 1,4 juta ton, Indonesia 3,9 juta ton, Korea 1,1 juta ton, Malaysia 2,2 juta ton, Thailand 689 ribu ton, Filipina 2,4 juta ton, Hong Kong 2,1 juta ton, Italia 2 juta ton atau total 40,005 juta ton.
"Berdasarkan sektor penggunaannya, maka 68 persen volume penjualan batu bara KPC pada 2010 digunakan untuk pembangkit listrik, dan 24 persen untuk perusahaan perdagangan dan 6 persen untuk sektor peleburan baja serta 2 persen untuk sektor lainnya," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012