Persediaan elpiji bersubsidi atau elpiji tabung ukuran tiga kilogram di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantah Timur, kembali mengalami kelangkaan sejak satu pekan terakhir.


Seorang penjual gorengan di Kecamatan Penajam Ani saat ditemui, Selasa, mengatakan, sejak satu pekan terakhir kesulitan mendapatkan isi ulang elpiji bersubsidi.

"Sekitar lima hari saya keliling mencari elpiji tabung ukuran tiga kilogram, tetapi baru hari ini saya dapat, itupun hanya tinggal satu tabung," ungkapnya.

Kendati elpiji besrsubsidi masih bisa didapatkan di tingkat pengecer, seperti warung dan toko lainnya, namun persediaannya tinggal satu atau dua tabung.

Harga isi ulang elpiji tabung ukuran tiga kilogram di tingkat pengecer tersebut harganya melambung antara Rp25.000 hingga Rp27.000 per tabung.

Salam, warga Kecamatan Penajam juga menyatakan, saat ini kesulitan mendapatkan isi ulang elpiji bersubsidi, sehingga harus berkeliling untuk mendapatkannya.

"Saya membeli isi ulang elpiji tiga kilogram Rp27.000 dan ditempat lain tetanga saya mendapatkan isi ulang elpiji bersubsidi seharga Rp25.000," ungkapnya.

Persediaan elpiji bersubsidi yang dikenal juga dengan tabung gas melon tersebut diduga kembali mengalami kelangkaan, dan dari pantuan di lapangan, di sejumlah pangkalan dan pengecer persediaan elpiji tabung ukuran tiga kilogram kosong.

"Hampir satu pekan ini kami tidak menjual elpiji tiga kilogram, karena persediaan di pangkalan penjual elpiji juga kosong," ujar Herman, pemilik warung di Kecamatan Penajam.

Harga eceran tertinggi atau HET elpiji bersubsidi atau elpiji tabung ukuran tiga kilogram yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara berdasarkan wilayah pendistribusian yakni, Rp18.000, Rp19.000 dan Rp22.000 per tabung.

Kelangkaan tabung gas melon tersebut sering terjadi, elpiji bersubsidi mendadak susah dicari di wilayah Penajam Paser Utara dan masyarakat kurang mampu resah kerena elpiji tabung ukuran tiga kilogram merupakan kebutuhan sehari-hari.
 

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019