Menjadi online atau daring,juga tersedia layanan secara digital, menjadi satu kiat sukses pemasaran produk di era sekarang.

"Tidak terkecuali produk makanan atau kuliner,” kata Kepala Sub Direktorat Dana Masyarakat Direktorat Akses Non Perbankan Badan Ekonomi Kreatif Hanifah Makarim di acara Sosialisasi Food Startup Indonesia (FSI) dan Kreatifood di Balikpapan, Selasa.

Dengan tersedia secara daring, produk tersebut mendapatkan pasar yang lebih luas. Meski belum memiliki laman promosi sendiri, pengusaha rintisan dapa memanfaatkan media sosial atau laman yang memang menyediakan tempat untuk berjualan seperti tokopedia.com.

"Tersedia secara daring juga berarti mengedukasi pasar, memperkenalkan jenis makanan tersebut kepada publik, dan berarti juga membuka pasar baru,” kata Hanifah.

Setelah tersedia secara daring, para pengusaha makanan diharapkan kreativitas dan inovasinya. Dalam jarak waktu tertentu, misalnya mesti ada inovasi pada rasa atau penampilan, atau ukuran, atau kualitas yang semakin baik.

 Inovas dan kreativitas ini untuk mempertahankan pasar selain untuk membuka celah-celah pasar baru lagi.Bahkan selain pada produk, perhatian juga harus diberikan kepada manajemen bisnisnya, yang pada gilirannya akan saling menopang dengan produknya.

Sebanyak 150 pengusaha rintisan (startup) makanan Balikpapan menjadi peserta dalam acara sosialisasi yang digelar Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) di Swissbell Hotel, Ocean Mall, Jalan Jenderal Sudirman.

Menurut Kepala Biro Hukum dan Komunikasi Publik Bekraf Mariaman Purba sosialisasi FSI ini untuk membantu memecahkan masalah permodalan yang dihadapi para pengusaha rintisan. Satu cara yang ditawarkan adalah dengan membuat produk yang sesuai selera investor.

Sosialisasi FSI di Balikpapan adalah satu dari sepuluh acara serupa sepanjang Maret-April 2019. Acara ini telah dilangsungkan di Medan, Padang, Semarang, Bandung, dan tanggal 22/3 di Mataram, 25/3 di Jakarta, 28/3 di Makassar, dan pada bulan April di Malang, Yogyakarta, dan Surabaya.

Balikpapan menjadi tuan rumah untuk Kalimantan karena populasi pengusaha rintisannya cukup banyak. Diharapkan mereka dapat bersaing dengan para pengusaha rintisan yang saat ini kebanyakan berasal dari Surabaya, Yogyakarta, Bandung, atau Jakarta.

Sebab lain FSI dan Kreatifood digelar, seperti dipaparkan Hanifah Makarim, adalah fakta bahwa subsektor kuliner, menjadi penyumbang lebih dari 40 persen pendapatan domestik bruto (PDB) dari sektor ekonomi kreatif tersebut.

Acara sosialisasi ini juga menjadi ajang kompetisi untuk bisa berpartisipasi di DemoDay FSI pada Juli mendatang di Surabaya. Tersedia 50 tempat untuk pengusaha perintis kuliner Balikpapan.

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019