Tenggarong (ANTARA News Kaltim) - Badan SAR Nasional meminta keluarga korban ambruknya Jembatan Kartanegara di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, untuk bersabar.
"Kami berharap keluarga korban mau memahami bahwa betapa sulitnya melakukan evakuasi korban yang masih hilang," kata Direktur Operasi dan Latihan Badan SAR Nasional Marsekal Pertama Sunarbowo Sandi, di Tenggarong, Sabtu.
Tim SAR kata Sunarbowo Sandi telah melakukan berbagai upaya untuk melakukan pencarian pada korban yang hilang akibat ambruknya Jembatan Kartanegara.
"Kami telah mendatangkan semua ahli dari semua tim yang ada pada operasi ini, ada dari litbang (penelitian dan pengembangan) Pekerjaan Umum yang juga gabungan dari ITB (Institut Teknologi Bandung), Universitas Padjadjaran serta berbagai ahli dari universitas lainnya untuk mengupayakan yang terbaik bagi pencarian korban," katanya.
Para penyelam profesional dengan kelengkapan alat yang cukup canggih juga telah didatangkan, namun kendala dan tantangan yang dihadapi tim penyelamat juga cukup besar sehingga keluarga korban diminta tetap bersabar sambil kami terus berupaya melakukan evakuasi," kata Sunarbowo Sandi.
Berdasarkan data Posko Laporan Korban Runtuhnya Jembatan Kartanegara di Rumah Sakit Parikesit Tenggarong, hingga Sabtu (3/12) jumlah korban yang dilaporkan keluarganya hilang sebanyak 16 orang.
Namun menurut beberapa petugas jumlah tersebut masih bisa bertambah mengingat masih banyak warga yang diperkirakan belum mengetahui adanya keluarga mereka turut menjadi korban ambruknya Jembatan Kartanegara.
"Kami akan terus melakukan upaya pencarian hingga korban yang hilang berhasil ditemukan. Jadi, kami tidak berpikir masa tanggap darurat tetapi yang terpenting bagaimana cara mengevakuasi korban," ujar Sunarbowo Sandi.
Hingga hari kedelapan ambruknya Jembatan Kartanegara, sudah 21 korban tewas yang ditemukan dan berhasil diidentifikasi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011
"Kami berharap keluarga korban mau memahami bahwa betapa sulitnya melakukan evakuasi korban yang masih hilang," kata Direktur Operasi dan Latihan Badan SAR Nasional Marsekal Pertama Sunarbowo Sandi, di Tenggarong, Sabtu.
Tim SAR kata Sunarbowo Sandi telah melakukan berbagai upaya untuk melakukan pencarian pada korban yang hilang akibat ambruknya Jembatan Kartanegara.
"Kami telah mendatangkan semua ahli dari semua tim yang ada pada operasi ini, ada dari litbang (penelitian dan pengembangan) Pekerjaan Umum yang juga gabungan dari ITB (Institut Teknologi Bandung), Universitas Padjadjaran serta berbagai ahli dari universitas lainnya untuk mengupayakan yang terbaik bagi pencarian korban," katanya.
Para penyelam profesional dengan kelengkapan alat yang cukup canggih juga telah didatangkan, namun kendala dan tantangan yang dihadapi tim penyelamat juga cukup besar sehingga keluarga korban diminta tetap bersabar sambil kami terus berupaya melakukan evakuasi," kata Sunarbowo Sandi.
Berdasarkan data Posko Laporan Korban Runtuhnya Jembatan Kartanegara di Rumah Sakit Parikesit Tenggarong, hingga Sabtu (3/12) jumlah korban yang dilaporkan keluarganya hilang sebanyak 16 orang.
Namun menurut beberapa petugas jumlah tersebut masih bisa bertambah mengingat masih banyak warga yang diperkirakan belum mengetahui adanya keluarga mereka turut menjadi korban ambruknya Jembatan Kartanegara.
"Kami akan terus melakukan upaya pencarian hingga korban yang hilang berhasil ditemukan. Jadi, kami tidak berpikir masa tanggap darurat tetapi yang terpenting bagaimana cara mengevakuasi korban," ujar Sunarbowo Sandi.
Hingga hari kedelapan ambruknya Jembatan Kartanegara, sudah 21 korban tewas yang ditemukan dan berhasil diidentifikasi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011