Tana Paser (Antaranews Kaltim) - Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Balikpapan melakukan sosialisasi bahaya penyebaran penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) kepada pekerja perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Paser.
"Sosialisasi digelar agar peserta tahu bahaya penyakit HIV/AIDS. Apalagi pekerja kapal ini sering berinteraksi dengan banyak orang," kata Kepala KKP Wilayah Pondong, Harzani Khair di Paser Kamis (14/2).
Dalam sosialisasi itu, panitia menghadirkan dua narasumber yaitu dr. Ahmadi Andika dari KKP Balikpapan dan dr. Widi Helen dokter spesialis penyakit dalam pada RSUD Panglima Sebaya.
"Ada dua narasumber dari KKP Balikpapan dan RSUD Panglima Sebaya. Harapannya kegiatan ini bisa memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi peserta,” kata Harzani.
dr. Ahmadi Andika menerangkan, virus HIV dapat melemahkan kekebalan tubuh penderita sehingga rentan terhadap infeksi lainnya seperti virus, bakteri, maupun organisme lainnya.
"HIV dapat menular melalui darah, cairan tubuh, dan Air Susu Ibu (ASI)," katanya.
Pada 3 sampai 6 bulan kata dr. Ahmadi virus HIV belum bisa diketahui penyebarannya menjadi AIDS. Virus HIV terjangkit ke dalam tubuh sejak 5 sampai 10 tahun. Sedangkan selama dua tahun virus itu berubah menjadi AIDS.
"Biasanya tidak ada tanda-tanda. Tapi cirinya fisik lemah, berat badan menurun, kurang nafsu makan, ada bercak merah gatal di seluruh tubuh, hingga penurunan kesadaran dan gangguan neurologis," terangnya.
Dokter spesialis penyakit dalam pada RSUD Panglima Sebaya dr. Widi Helen menerangkan terdapat beberapa kelompok yang memiliki risiko tinggi tertular HIV.
"Jelas pelaku sex bebas dan LGBT beserta pasangannya, Pekerja Seks Komersil (PSK), pengguna NAPZA suntik (IDU), dan ibu rumah tangga," katanya. (*/MC Kominfo Paser)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019
"Sosialisasi digelar agar peserta tahu bahaya penyakit HIV/AIDS. Apalagi pekerja kapal ini sering berinteraksi dengan banyak orang," kata Kepala KKP Wilayah Pondong, Harzani Khair di Paser Kamis (14/2).
Dalam sosialisasi itu, panitia menghadirkan dua narasumber yaitu dr. Ahmadi Andika dari KKP Balikpapan dan dr. Widi Helen dokter spesialis penyakit dalam pada RSUD Panglima Sebaya.
"Ada dua narasumber dari KKP Balikpapan dan RSUD Panglima Sebaya. Harapannya kegiatan ini bisa memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi peserta,” kata Harzani.
dr. Ahmadi Andika menerangkan, virus HIV dapat melemahkan kekebalan tubuh penderita sehingga rentan terhadap infeksi lainnya seperti virus, bakteri, maupun organisme lainnya.
"HIV dapat menular melalui darah, cairan tubuh, dan Air Susu Ibu (ASI)," katanya.
Pada 3 sampai 6 bulan kata dr. Ahmadi virus HIV belum bisa diketahui penyebarannya menjadi AIDS. Virus HIV terjangkit ke dalam tubuh sejak 5 sampai 10 tahun. Sedangkan selama dua tahun virus itu berubah menjadi AIDS.
"Biasanya tidak ada tanda-tanda. Tapi cirinya fisik lemah, berat badan menurun, kurang nafsu makan, ada bercak merah gatal di seluruh tubuh, hingga penurunan kesadaran dan gangguan neurologis," terangnya.
Dokter spesialis penyakit dalam pada RSUD Panglima Sebaya dr. Widi Helen menerangkan terdapat beberapa kelompok yang memiliki risiko tinggi tertular HIV.
"Jelas pelaku sex bebas dan LGBT beserta pasangannya, Pekerja Seks Komersil (PSK), pengguna NAPZA suntik (IDU), dan ibu rumah tangga," katanya. (*/MC Kominfo Paser)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019