Samarinda, (Antaranews Kaltim) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur memprediksi inflasi tahun 2019 tetap terjaga yakni direntang 3,5 persen plus minus 1 persen dengan tekanan inflasi masih dari kelompok bahan makanan dan angkutan udara.


“Pada Desember 2018 harga tiket pesawat dan bahan makanan menjadi faktor pendorong inflasi menjadi 0,54 persen, sehingga tahun 2019 dua komoditas itu juga diperkirakan masih berandil besar,” ujar Kepala BI KPw Provinsi Kaltim Muhammad Nur di Samarinda.

Untuk itu, pihaknya bersama pihak terkait yang tergabung dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kaltim, akan terus memantau pergerakan inflasi secara khusus dan perekonomian secara umum baik dalam skala domestik maupun internasional.

Sejumlah kegiatan telah dilakukan guna mengantispasi kenaikan harga yang berkelanjutan, seperti operasi pasar maupun inspeksi mendadak ke pasar tradisional dan modern, bahkan tim juga memantau ketersediaan stok di pasar induk dan distributor utama.

Hal tersebut dimaksudkan untuk melihat perkembangan harga secara langsung, sekaligus untuk memastikan ketersediaan stok untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat agar tidak terjadi inflasi terlalu tinggi.

Inflasi Kaltim tahun 2018 tercatat sebesar 3,24 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang sebesar 3,14 persen (yoy), tetapi masih dalam rentang target 3,5 plus minus 1 persen.

Berdasarkan kelompok pengeluaran dari inflasi teersebut, maka bahan makanan tercatat mengalami inflasi sebesar 3,22 persen (yoy), kemudian untuk transportasi berinflasi sebesar 4,29 persen (yoy).

“Transportasi merupakan kelompok pengeluaran dengan andil inflasi tertinggi sepanjang tahun 2018,” tutur Nur.

Menurutnya, komoditas dengan andil tahunan terbesar dalam inflasi Kaltim adalah tukang bukan mandor dengan andil 0,25 persen, bensin memberikan andil 0,20 persen, tarif pulsa ponsel tercatat 0,17 persen, dan daging ayam ras dengan andil inflasi 0,16 persen.

Peningkatan inflasi bensin lebih disebabkan oleh penyesuaian harga BBM nonsubsidi dengan harga minyak dunia. Sementara itu, kenaikan tarif pulsa ponsel dilakukan oleh salah satu pemain utama di bisnis telekomunikasi guna meningkatkan kualitas layanan jaringan kepada masyarakat

"Kenaikan harga daging ayam ras tahun 2018 disebabkan oleh peningkatan harga DOC serta biaya pakan ternak. Di samping itu, terdapat indikasi panjangnya rantai distribusi daging ayam ras, sehingga harga yang diperoleh pembeli di Kaltim relatif lebih tinggi,” ucap Nur.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019