Penajam, (Antaranews Kaltim) - Tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB akan turun untuk melakukan pendataan dan mensurvei langsung lokasi bencana tanah longsor di Desa Telemow, Kecematan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
"Survei yang dilakukan tim BNPB itu terkait usulan bantuan dana pembangunan rumah korban longsor di Desa Telemow," jelas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Andi Dahrul ketika dihubungi di Penajam, Senin.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara mengusulkan bantuan dana pembangunan rumah korban bencana tanah longsor yang terjadi pada 11 April 2018, dan merusak 23 rumah yang ditempati 48 kepala keluarga di RT 6 dan 7 Desa Telemow, Kecamatan Sepaku.
"Usulan bantuan dana pembangunan rumah korban longsor di Desa Telemow kepada BNPD itu, lebih kurang Rp30 miliar," kata Andi Dahrul.
Instansinya menurut dia, telah mengirim kembali proposal usulan bantuan dana bagi korban bencana tanah longsor di Desa Telemow, Kecamatan Sepaku, kepada BNPB.
"Kami sudah kirim kembali proposal bantuan dengan dilengkapi surat tanggap darurat dari bupati dan gubernur kepada BNPB," ujar Andi Dahrul.
Saat ini lanjut ia, instansinya sedang menyiapkan lampiran pendukung untuk memproses pencairan dana bantuan tersebut, dan tim BNPB akan datang untuk melakukan pendataan dan mensurvei langsung lokasi bencana tanah longsor di Desa Telemow.
Selain untuk pembangunan rumah permanen bagi korban bencana tanah longsor, usulan bantuan dana itu juga untuk pembangunan jalan serta pembuatan siring mengantisipasi longsor susulan di Desa Telemow.
"Usulan bantuan dana kepada BNPB itu untuk membangun 50 unit perumahan bagi warga terdampak longsor di lahan relokasi yang telah disiapkan," tambah Andi Dahrul.
Lahan relokasi korban bencana tanah longsor di Desa Telemow, telah disiapkan pemerintah desa seluas lebih kurang 9.400 meter persegi, yang dibeli menggunakan dana sumbangan dan donasi masyarakat serta perusahaan sekitar.
Hasil analisa tim geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM menyebutkan Desa Telemow rawan longsor, sebab kondisi tanah tergolong jenuh air atau tidak bisa lagi menyerap air secara maksimal.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
"Survei yang dilakukan tim BNPB itu terkait usulan bantuan dana pembangunan rumah korban longsor di Desa Telemow," jelas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Andi Dahrul ketika dihubungi di Penajam, Senin.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara mengusulkan bantuan dana pembangunan rumah korban bencana tanah longsor yang terjadi pada 11 April 2018, dan merusak 23 rumah yang ditempati 48 kepala keluarga di RT 6 dan 7 Desa Telemow, Kecamatan Sepaku.
"Usulan bantuan dana pembangunan rumah korban longsor di Desa Telemow kepada BNPD itu, lebih kurang Rp30 miliar," kata Andi Dahrul.
Instansinya menurut dia, telah mengirim kembali proposal usulan bantuan dana bagi korban bencana tanah longsor di Desa Telemow, Kecamatan Sepaku, kepada BNPB.
"Kami sudah kirim kembali proposal bantuan dengan dilengkapi surat tanggap darurat dari bupati dan gubernur kepada BNPB," ujar Andi Dahrul.
Saat ini lanjut ia, instansinya sedang menyiapkan lampiran pendukung untuk memproses pencairan dana bantuan tersebut, dan tim BNPB akan datang untuk melakukan pendataan dan mensurvei langsung lokasi bencana tanah longsor di Desa Telemow.
Selain untuk pembangunan rumah permanen bagi korban bencana tanah longsor, usulan bantuan dana itu juga untuk pembangunan jalan serta pembuatan siring mengantisipasi longsor susulan di Desa Telemow.
"Usulan bantuan dana kepada BNPB itu untuk membangun 50 unit perumahan bagi warga terdampak longsor di lahan relokasi yang telah disiapkan," tambah Andi Dahrul.
Lahan relokasi korban bencana tanah longsor di Desa Telemow, telah disiapkan pemerintah desa seluas lebih kurang 9.400 meter persegi, yang dibeli menggunakan dana sumbangan dan donasi masyarakat serta perusahaan sekitar.
Hasil analisa tim geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM menyebutkan Desa Telemow rawan longsor, sebab kondisi tanah tergolong jenuh air atau tidak bisa lagi menyerap air secara maksimal.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018