Samarinda, (Antaranews) - The Nature Conservancy (TNC), organisasi konservasi yang membawa dampak konservasi di 69 negara, mendukung pemberlakuan Sistem Informasi Pelaporan (SIP) Kebun, karena merupakan upaya menuju pembangunan perkebunan sawit berkelanjutan.

   
"Di tengah isu yang kurang baik tentang industri sawit Indonesia, maka perlu ada upaya bersama semua pihak melakukan sesuatu yang baik," ujar Manajer Senior Program Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan TNC, M Windrawan Inantha di  Samarinda, Minggu.

Untuk itu, TNC mendukung upaya-upaya nyata yang dilakukan oleh Dinas Perkebunan Povinsi Kalimantan Timur (Kaltim), dalam usaha membangun industri sawit yang berkelanjutan melalui SIP-Kebun.

Penerapan SIP-Kebun ini merupakan hasil kerja sama antara Pemprov Kaltim dengan TNC dan Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) dari Jerman.

Kini, Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim berhasil mengembangkan WebGis, SP2BKS dan SIP-Kebun secara online (daring) dari hasil kerja sama SIP-Kebun.

Sistem ini dikembangkan bertujuan untuk memudahkan perusahaan perkebunan dalam menyampaikan laporan, bahkan dalam usaha memperoleh layanan pembelian bibit.

Melalui sistem ini juga akan memudahkan Dinas Perkebunan baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota dalam mengevaluasi, membina, mengawasi perusahaan perkebunan dan pembangunan perkebunan pada umumnya   

Memang, katanya, masih panjang jalan menuju sawit berkelanjutan di Kaltim, tapi ia menilai berbagai upaya para pemangku kepentingan sudah terfokus dan menuju ke arah berkelanjutan.

Windrawan juga mengingatkan bahwa hasil dari pengembangan SIP-Kebun ini adalah data dan informasi, sehingga data ini bisa digunakan sebagai dasar pertimbangan yang akurat dalam proses perumusan kebijakan strategis pengembangan perkebunan.

Dalam upaya menigkatkan pemangku kepentingan dalm mengoperasikan sistem ini, beberapa hari lalu digelar bimbingan teknis (bimtek) tentang aplikasi SIP-Kebun Daring yang dipusatkan di Samarinda selama tiga hari.   

Bimtek itu juga dihadiri oleh Deputy Regional Coordinator Asia Tenggara Tropical Forest Alliance 2020 (TFA 2020), Janne Siregar.

Menurutnya, bimtek atau pelatihan SIP-Kebun yang dilakukan oleh TNC, GIZ, dan Dinas Perkebunan itu merupakan salah satu bentuk realisasi pendekatan yurisdiksi yang saat ini didukung oleh TFA 2020, sebagai platform multi stakeholder collaboration, yang melibatkan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat sipil/mitra pembangunan.

"SIP-Perkebunan ini melengkapi Sistem Informasi Geospasial berbasis Web (WebGIS) dan Surat Persetujuan Penyaluran Benih Kelapa Sawit (SP2BKS) berbasis daring yang dimiliki Dinas Perkebunan Kaltim," katanya.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018