Samarinda, (Antaranews.Kaltim) - Peningkatan, pengembangan, dan pencetakan perkebunan kakao di Provinsi Kalimantan Timur, mendapat lampu hijau dari pemerintah setempat untuk didukung dari dana desa melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).

   
"Desa dan kampung yang tersebar di tujuh kabupaten di Kaltim banyak yang  sudah membentuk Bumdes, maka banyak unit usaha yang bisa dikembangkan, termasuk perkebunan kakao," ujar Asisten I Pemprov Kaltim Bidang Pemerintahan dan Kesra, M. Sabani.

Hal itu dikatakan Sabani saat membuka Rapat Kooordinasi II Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) Kaltim di Hotel Harris Samarinda.

Tingginya impor Indonesia akan biji kakao yang merupakan bahan baku pembuat aneka makanan, hendaknya dimanfaatkan petani di desa-desa untuk lebih mengintensifkan lahan kakao yang dimiliki, jika perlu mencetak lahan baru.

Selama ini, penghasil kakao di Indonesia tercatat dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat. Itu pun belum sanggup memenuhi permintaan lokal sehingga harus impor.

Namun setelah terjadi gempa dan tsunami yang mengguncang Palu, Sigi, dan Donggala beberapa hari lalu, banyak kebun dan sentra kakao di sana yang rusak dan tidak bisa berproduksi.

Kondisi ini tentu menjadikan pasokan kakao menipis bahkan hilang, sehingga Provinsi Kaltim harus membantu Indonesia dalam mencukupi kebutuhan bahan pangan, termasuk mengembangkan kakao yang sudah ada dan mencetak lahan baru baik melalui pertanian mandiri maupun melalui Bumdes.

Menurut dia, saat ini sentra perkebunan kakao di Provinsi Kaltim ada di sejumlah kabupaten, seperti di Berau dan Mahakam Hulu, sehingga petani setempat harus memanfaatkan dana desa dalam mengembangkan kakao yang difasilitasi oleh Bumdes.

Biji kakao yang diproduksi petani tentu diharapkan tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan lokal, namun ke depan bisa diekspor karena banyak makanan dari luar negeri yang berbahan dasar kakao, apalagi kakao di Kabupaten Mahakam Ulu sudah terkenal kualitasnya sehingga diyakini mampu menembus pasar luar negeri.

"Bukan hanya komoditas kakao yang harus digenjot, tapi juga tanaman pangan lain. Kita berharap desa-desa memiliki produk unggulan untuk mengangkat perekonomian desa yang pada akhirnya adalah membangkitkan perekonomia daerah, bahkan ekonomi nasional," ucap Sabani.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018