Long Hubung, Mahakam Ulu (Antaranews Kaltim) -  Warga Kampung Matalibaq, Long Hubung, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, kini sudah bisa menikmati layanan telekomunikasi nirkabel.Hal ini seolah menjadi kado warga yang sedang melakukan pemilihan petinggi.

"Saya kaget ketika tiga hari lalu (Selasa malam) sekitar pukul 23.30 Wita dapat telepon dari keluarga di Matalibaq, posisi saya saat itu di Ujoh Bilang (Ibu Kota Mahakam Ulu). Saya tanya, seriuskah ada sinyal di kampung," Katanya serius. Saat saya pulang, ternyata memang benar ada sinyal," jelas Velisita Silau, warga Kampung (desa) Matalibaq saat ditemui di kampungnya, Kamis.

 Sinyal telekomunikasi ini diperoleh warga karena dioperasikannya menara telekomunikasi di Kampung Sirau, satu kampung yang lokasinya dekat dengan Matalibaq.

Kampung Sirau lokasinya sebelah kiri arah hulu Sungai Mahakam, sedangkan Kampung Matalibaq berada di sebelah kanan Mahakam, namun untuk menuju Matalibaq harus melalui anak sungai lagi, yakni Sungai Pariq.

Dari muara Pariq menuju Matalibaq membutuhkan waktu tempuh sekitar 30 menit menggunakan perahu ketinting.

Ia bersyukur dengan adanya jaringan telekomunikasi ini bisa dengan mudah berhubungan dengan keluarga dan teman-teman di kampungnya untuk menanyakan kabar atau jika ada keperluan lain yang mendesak.

Sementara Kayus Jhoni, Kepala Urusan Keuangan Pemerintah Kampung Matalibaq, mengatakan bahwa banyak manfaat yang diperoleh warga seiring adanya jaringan telekomunikasi ini, karena berhubungan dengan pihak luar tentu akan lebih cepat dan memudahkan untuk koordinasi.

Terlebih pada 27 Juli 2018 warga Matalibaq melakukan pesta demokrasi berupa pemilihan petinggi, sehingga pihaknya merasa mudah dalam melakukan koordinasi dengan pihak luar seperti koordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung Mahulu, dengan Polsek Long Hubung, maupun dengan pihak lain terkait proses pemilihan itu.

Ia menuturkan bahwa jumlah warga Matalibaq sebanyak 728 jiwa sehingga sudah selayaknya mendapat layanan telekomunikasi, karena banyak juga anak warganya yang sekolah di luar daerah seperti Kabupaten Kutai Barat dan Kota Samarinda, sehingga untuk berkomunikasi dengan mereka menjadi kebutuhan utama.

"Kami bersyukur karena sudah bisa menelepon, tapi untuk layanan internet belum bisa, padahal bagi pemerintah kampung sangat dibutuhkan karena untuk input pajak harus menggunakan e-billing.

Ke depan kami harap layanannya ditingkatkan menjadi 3G supaya kami juga bisa internetan," ujarnya. (*)

 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018