Balikpapan (Antaranews) - Para karyawan yang bergabung dalam Serikat Pekerja (SP) Mathilda Pertamina Kalimantan mogok kerja dan berdemonstrasi menentang akuisisi Pertagas oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk.
Ratusan pekerja Kilang Balikpapan berhenti tiga jam dari tugas mengolah minyak mentah menjadi bahan bakar minyak dan berkumpul untuk berunjuk rasa yang disebut Aksi Bela Pertamina di lapangan dalam dekat pintu masuk kilang RU V, kawasan yang biasa disebut HEE, Rabu.
"Manajemen pun bergabung dalam aksi ini," ungkap Ketua SP Mathilda Mugiyanto.
Menurut Mugiyanto, Senior Manager Operation and Manufacturing atau SMOM Prayitno bergabung dengan pengunjuk rasa.
Para pekerja membentangkan spanduk-spanduk di Lapangan HEE, di antaranya yang terpanjang bertuliskan "Tolak Akuisisi Pertagas oleh PGN Berkedok Aksi Korporasi" dengan huruf hitam dan merah.
Spanduk-spanduk lain direntang di antara tiang-tiang lampu di lapangan itu, bertuliskan antara lain #SavePertamina; #SavePertagas; Aspirasi Pekerja Diabaikan, Kami Siap Melawan; Pertagas 100% Pertamina.
Aksi Bela Pertamina ini, kata Mugiyanto, untuk menekan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menggembosi bisnis Pertamina.
Akuisisi Pertagas ke PGN, yang disebut aksi korporasi, ?akan merugikan Pertamina, karenat 24 persen keuntungan Pertamina diperoleh dari Pertagas.
"Kami himpun seluruh pekerja untuk menentang keras akuisisi Pertagas ke PGN yang dicanangkan Kementerian BUMN karena Pertagas adalah bisnis gemuk milik Pertamina dan kontribusinya cukup besar untuk negara dan bangsa," papar Mugiyanto.
Pertagas adalah perusahaan yang sepenuhnya dimiliki Pertamina, dan Pertamina dimiliki sepenuhnya oleh negara. Sedangkan PGN, meski bernama Perusahaan Gas Negara adalah perusahaan terbuka yang sahamnya dapat dibeli di pasar modal.
"Kalau Pertagas dimiliki PGN maka negara menjadi kehilangan aset strategis, itu yang kami lawan," kata Mugiyanto.
Ia mengatakan, SP menganalisis akuisisi itu berpotensi mengurangi pendapatan Pertamina dan mengancam keuangan perusahaan.
Bila keuangan Pertamina terancam, maka tidak akan ada cukup dana untuk proyek-proyek besar seperti perluasan kilang RDMP di Balikpapan atau Cilacap.
Aksi di Balikpapan ini bagian dari rangkaian yang sudah dipersiapkan Federasi Serikat Pekerja Pertamina.
Pada 20 Juli lusa di Jakarta berkumpul ribuan pekerja Pertamina dari seluruh Indonesia untuk berdemo di Kementerian BUMN.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga menjadi sasaran karena dianggap kurang berpihak pada Pertamina. "Kami akan duduki Kementerian BUMN," kata Mugiyanto. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
Ratusan pekerja Kilang Balikpapan berhenti tiga jam dari tugas mengolah minyak mentah menjadi bahan bakar minyak dan berkumpul untuk berunjuk rasa yang disebut Aksi Bela Pertamina di lapangan dalam dekat pintu masuk kilang RU V, kawasan yang biasa disebut HEE, Rabu.
"Manajemen pun bergabung dalam aksi ini," ungkap Ketua SP Mathilda Mugiyanto.
Menurut Mugiyanto, Senior Manager Operation and Manufacturing atau SMOM Prayitno bergabung dengan pengunjuk rasa.
Para pekerja membentangkan spanduk-spanduk di Lapangan HEE, di antaranya yang terpanjang bertuliskan "Tolak Akuisisi Pertagas oleh PGN Berkedok Aksi Korporasi" dengan huruf hitam dan merah.
Spanduk-spanduk lain direntang di antara tiang-tiang lampu di lapangan itu, bertuliskan antara lain #SavePertamina; #SavePertagas; Aspirasi Pekerja Diabaikan, Kami Siap Melawan; Pertagas 100% Pertamina.
Aksi Bela Pertamina ini, kata Mugiyanto, untuk menekan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menggembosi bisnis Pertamina.
Akuisisi Pertagas ke PGN, yang disebut aksi korporasi, ?akan merugikan Pertamina, karenat 24 persen keuntungan Pertamina diperoleh dari Pertagas.
"Kami himpun seluruh pekerja untuk menentang keras akuisisi Pertagas ke PGN yang dicanangkan Kementerian BUMN karena Pertagas adalah bisnis gemuk milik Pertamina dan kontribusinya cukup besar untuk negara dan bangsa," papar Mugiyanto.
Pertagas adalah perusahaan yang sepenuhnya dimiliki Pertamina, dan Pertamina dimiliki sepenuhnya oleh negara. Sedangkan PGN, meski bernama Perusahaan Gas Negara adalah perusahaan terbuka yang sahamnya dapat dibeli di pasar modal.
"Kalau Pertagas dimiliki PGN maka negara menjadi kehilangan aset strategis, itu yang kami lawan," kata Mugiyanto.
Ia mengatakan, SP menganalisis akuisisi itu berpotensi mengurangi pendapatan Pertamina dan mengancam keuangan perusahaan.
Bila keuangan Pertamina terancam, maka tidak akan ada cukup dana untuk proyek-proyek besar seperti perluasan kilang RDMP di Balikpapan atau Cilacap.
Aksi di Balikpapan ini bagian dari rangkaian yang sudah dipersiapkan Federasi Serikat Pekerja Pertamina.
Pada 20 Juli lusa di Jakarta berkumpul ribuan pekerja Pertamina dari seluruh Indonesia untuk berdemo di Kementerian BUMN.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga menjadi sasaran karena dianggap kurang berpihak pada Pertamina. "Kami akan duduki Kementerian BUMN," kata Mugiyanto. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018