Balikpapan (Antaranews Kaltim) - Bus milik tim Persiba Balikpapan menjadi korban vandalisme dan dicorat-coret orang tak dikenal, menyusul hasil buruk yang dialami tim berjuluk Beruang Madu itu pada kompetisi Liga 2.

Informasi yang diperoleh di Balikpapan, Selasa, pada sisi kiri belakang badan bus besar berwarna biru tua itu tertulis kata-kata "Bikin Malu" dengan cat semprot warna biru muda.

"Saya duga kejadiannya mungkin dini hari, mungkin menjelang subuh Senin (16/7) kemarin," kata pengemudi bus Persiba, Syukur, ketika dikonfirmasi.

Pria 60 tahun itu berjualan tak jauh dari halaman mes Persiba di Jalan MT Harjono Balikpapan.

Menurut Syukur, warungnya buka hingga lewat tengah malam dan baru tutup sekitar pukul 02.00 dini hari dan selama itu tidak terjadi apa-apa dengan bus tersebut.

Melihat kata-kata yang dituliskan di badan bus, besar kemungkinan berkaitan dengan hasil tiga kekalahan berturut-turut yang ditelan Beruang Madu setelah kompetisi Liga 2 bergulir kembali.

Pertama, Persiba dipermalukan di kandang sendiri oleh PSS Sleman 1-4, lalu dalam dua partai kandang dibekuk PSMP Mojokerto 2-0 dan dihancurkan tim papan bawah PSBS Biak Numfor di Stadion Cendrawasih, Biak 5-2.

Para suporter Persiba, terutama Balistik, sudah pula memprotes manajemen dan meminta perubahan-perubahan untuk perbaikan segera dilakukan.

"Masa tunggu degradasi ke Liga 3 baru ada perubahan," kata Udin Jumpi, salah satu suporter Persiba dari Kampung Baru, kawasan yang terkenal sangat fanatik mendukung Beruang Madu, bahkan pernah melahirkan legenda Persiba, mendiang Pele alias Jumadi Abdi.

Seusai kalah dari PSS Sleman, perubahan besar signifikan sebenarnya sudah terjadi, yaitu dimulai dengan mundurnya pelatih Wanderley Junior dan manajemen menunjuk asisten pelatih Hariyadi untuk menangani sementara tim.

Dalam pertandingan, terlihat Hariyadi mengubah formasi pemain. Pola 4-4-2 yang diterapkan Wanderley diganti sepak bola menyerang dengan tiga striker, antara lain karena Persiba punya Frengky Turnando yang sedang menanjak dan menikmati posisinya di sayap kanan.

Menurut Hariyadi, pola itu sebetulnya membawa peningkatan permainan Persiba, terbukti saat melawan PSBS Biak, Bryan Cesar dan kawan-kawan mampu bangkit setelah tertinggal 0-2 dan bisa menyamakan kedudukan menjadi 2-2.

"Mungkin bila tidak terjadi salah paham bek dengan kiper, kita bisa curi poin," kata Siswanto, gelandang senior Beruang Madu.

"Anak-anak kehilangan fokus dan konsentrasi justru ketika skor sudah kembali imbang. Itu saya sesalkan juga," kata Hariyadi,?yang sesungguhnya piawai membina pemain muda lewat Diklat Sepak Bola PSSI di Salatiga.

Akibat kekalahan berturut-turut itu, Persiba kini menghuni urutan ke-11 dari 12 tim Wilayah Timur kompetisi Liga 2 atau berada di pinggir jurang degradasi dengan nilai 4, hasil dari sekali seri, sekali menang, dan enam kali kalah. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018