Ujoh Bilang (Antaranews Kaltim) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur pada 2017 menemukan dan merawat 286 anak usia di bawah lima tahun (balita) yang mengalami gizi buruk, dengan penderita yang tersebar di 10 kabupaten/kota.
"Kasus gizi buruk di Kaltim yang terbanyak berasal dari Kabupaten Kutai Kartanegara yakni 66 balita,"kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Provinsi Kaltim, Meliana di Ujoh Bilang, Jumat.
Di kabupaten ini, jumlah sasaran balita berdasarkan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) sebanyak 74.727 anak dengan prevalensi gizi buruk 1,2 persen.
Jumlah kasus menurut prevalensi 909 anak dengan penemuan 66 balita atau 7,26 persen kasus penemuan.
Kasus gizi buruk terbanyak kedua di Kota Bontang yang tercatat 64 anak, ujar Meliana.
Sasaran balita berdasarkan Pusdatin di Bontang sebanyak 17.537 anak, jumlah menurut prevalensi sebanyak 441 kasus, jumlah yang ditemukan dan dirawat sebanyak 64 anak atau 14,52 persen.
Kasus gizi buruk ketiga di Kabupaten Penajam Paser Utara, dari 15.504 sasaran balita berdasarkan Pusdatin, jumlah yang ditemukan dan dirawat sebanyak 35 anak atau 12,54 persen.
Kasus gizi buruk terbanyak keempat ada di Kabupaten Paser, dari 27.099 sasaran balita, jumlah kasus menurut prevalensi sebanyak 1.032 dengan jumlah yang dirawat dan ditemukan sebanyak 34 balita atau 3,29 persen kasus.
Berada di posisi kelima ada di Kabupaten Kutai Timur, dari 36.338 sasaran balita, jumlah kasus menurut prevalensi ada 876 kasus dengan jumlah yang dirawat dan ditemukan sebanyak 30 balita atau sebesar 3,43 persen.
Selanjutnya Kota Samarinda ada 16 balita atau 0,99 persen, Kabupaten Berau ada 15 balita atau 5,5 persen, Kabupaten Mahakam Ulu terdapat 11 balita atau 11,69 persen, Kota Balikpapan ada sembilan balita atau 0,44 persen, dan Kabupaten Kutai Barat ada enam balita atau 2,35 persen.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
"Kasus gizi buruk di Kaltim yang terbanyak berasal dari Kabupaten Kutai Kartanegara yakni 66 balita,"kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Provinsi Kaltim, Meliana di Ujoh Bilang, Jumat.
Di kabupaten ini, jumlah sasaran balita berdasarkan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) sebanyak 74.727 anak dengan prevalensi gizi buruk 1,2 persen.
Jumlah kasus menurut prevalensi 909 anak dengan penemuan 66 balita atau 7,26 persen kasus penemuan.
Kasus gizi buruk terbanyak kedua di Kota Bontang yang tercatat 64 anak, ujar Meliana.
Sasaran balita berdasarkan Pusdatin di Bontang sebanyak 17.537 anak, jumlah menurut prevalensi sebanyak 441 kasus, jumlah yang ditemukan dan dirawat sebanyak 64 anak atau 14,52 persen.
Kasus gizi buruk ketiga di Kabupaten Penajam Paser Utara, dari 15.504 sasaran balita berdasarkan Pusdatin, jumlah yang ditemukan dan dirawat sebanyak 35 anak atau 12,54 persen.
Kasus gizi buruk terbanyak keempat ada di Kabupaten Paser, dari 27.099 sasaran balita, jumlah kasus menurut prevalensi sebanyak 1.032 dengan jumlah yang dirawat dan ditemukan sebanyak 34 balita atau 3,29 persen kasus.
Berada di posisi kelima ada di Kabupaten Kutai Timur, dari 36.338 sasaran balita, jumlah kasus menurut prevalensi ada 876 kasus dengan jumlah yang dirawat dan ditemukan sebanyak 30 balita atau sebesar 3,43 persen.
Selanjutnya Kota Samarinda ada 16 balita atau 0,99 persen, Kabupaten Berau ada 15 balita atau 5,5 persen, Kabupaten Mahakam Ulu terdapat 11 balita atau 11,69 persen, Kota Balikpapan ada sembilan balita atau 0,44 persen, dan Kabupaten Kutai Barat ada enam balita atau 2,35 persen.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018