Samarinda (Antaranews Kaltim) - Nilai investasi yang masuk ke Provinsi Kalimantan Timur pada triwulan I-2018 baru tercapai Rp4,77 triliun, baik yang berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun dari Penanaman Modal Asing (PMA).

"Untuk rencana investasi Kaltim triwulan I sebenarnya nilainya lebih dari Rp17,26 triliun, namun laporan realisasinya baru tercatat Rp4,77 triliun," ujar Kepala Dins Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kaltim Diddy Rusdiansyah di Samarinda, Senin.

Apabila dihitung berdasarkan target realisasi investasi sepanjang 2018 yang sebesar Rp38,60 triliun, maka capaian investasi triwulan I yang tercatat Rp4,77 triliun ini berarti capaiannya baru sebesar 12,36 persen.

Ia menjelaskan bahwa salah satu faktor penyebab belum maksimalnya realisasi investasi di triwulan I karena masih banyak perusahaan yang belum menyampaikan laporan kegiatan penanaman modal (LKPM).

Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan masih banyak data realisasi investasi yang belum masuk dalam basis data realisasi investasi, padahal sangat dimungkinkan perusahaan tersebut sudah merealisasikan kegiatan investasinya.

Menurutnya, terget realisasi investasi 2018 yang ditetapkan Rp38,60 triliun itu dengan rincian sebesar Rp13,51 triliun dari PMDN dan senilai Rp25,09 triliun dari PMA.

Ia juga mengatakan bahwa target realisasi investasi tahun 2017 mengalami penyesuaian dari target Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM) Provinsi Kaltim sebesar Rp41,69 triliun, menjadi Rp34,97 triliun sesuai target dari Badan Koordinasi Penaman Modal (BKPM) RI.

Begitu pula target realisasi investasi tahun 2018 juga mengalami penyesuaian,yakni dari target RUPM sebesar Rp44,19 triliun turun menjadi Rp 38,60 triliun sesuai dengan target BKPM RI).

Ia menjelaskan bahwa penyesuaiaan dilakukan mengingat kondisi ekonomi Kaltim yang diprediksikan masih fluktuatif.

Bahkan, katanya, Bank Indonesia Kantor Perwakilan Kaltim memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Kaltim pada 2018 berada pada kisaran 2,5-2,9 persen years on years (yoy), lebih lambat ketimbang proyeksi pertumbuhan 2017 yang diproyeksi sebesar 3,0-3,4 persen (yoy).

"Masih rendahnya pertumbuhan ekonomi Kaltim pada tahun ini disebabkan oleh terbatasnya pemulihan ekonomi pada sektor utama, yakni pertambangan batu bara, karena sektor ini masih menjadi penggerak utama roda ekonomi di Kaltim," ujar Diddy.(*)



 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018