Samarinda (Antaranews Kaltim) - Tingkat pengangguran terbuka di Provisi Kalimantan Timur berdasarkan survei Badan Pusat Statistik pada Februari 2018 turun menjadi 6,90 persen jika dibandingkan dengan Februari 2017 yang terdata sekitar 8,55 persen.
"Jumlah pengangguran di Provinsi Kaltim pada Februari 2017 tercatat sebanyak 143.617 orang, turun menjadi 125.167 orang pada Februari 2018," ujar Kepala BPS Kaltim Atqo Mardiyanto di Samarinda, Senin.
Sebanyak 6,90 persen angkatan kerja yang belum terserap di pasar kerja itu adalah lulusan SD dan tidak lulus SD sebanyak 4,24 persen, SMP 5,31 persen, dan SMA serta perguruan tinggi sekitar 8,65 persen.
Ia juga mengatakan bahwa jumlah angkatan kerja di Kaltim pada Februari 2018 mencapai 1.815.260 orang, mengalami kenaikan sebanyak 136.347 orang ketimbang angkatan kerja Februari 2017 yang tercatat 1.678.913 orang.
Dari jumlah itu, lanjutnya, mereka yang terserap di lapangan kerja sebanyak 1.690.093 orang atau naik sebanyak 154.797 orang dibanding Februari tahun sebelumnya yang tercatat 1.535.296 orang.
Pada Februari 2018, terdapat 393.467 orang atau 23,28 persen yang bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 35 jam per minggu, sedangkan penduduk yang bekerja dengan jumlah jam kerja 35 jam atau lebih per minggu (termasuk yang sementara tidak bekerja) mencapai 1.296.626 orang atau 76,72 persen.
Mereka yang terserap di lapangan kerja tersebut antara lain di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang tercatat sebesar 20,61 persen atau sebanyak 348.247 orang.
Kemudian lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi dan
perawatan mobil atau sepeda motor sebesar 19,19 persen atau 324.380 orang, administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 9,28 persen atau 156,868 orang.
"Pertambangan dan penggalian menyerap 120.502 pekerja atau 7,13 persen, industri pengolahan 104.309 pekerja atau 6,17 persen, jasa pendidikan 108.295 pekerja atau 6,41 persen, jasa lain 108.059 orang atau 6,39 persen, dan sektor paling kecil menyerap pekerja adalah pengadaan listrik, gas, dan pengolahan limbah yang hanya 13.435 orang atau 0,79 persen," kata Atqo. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
"Jumlah pengangguran di Provinsi Kaltim pada Februari 2017 tercatat sebanyak 143.617 orang, turun menjadi 125.167 orang pada Februari 2018," ujar Kepala BPS Kaltim Atqo Mardiyanto di Samarinda, Senin.
Sebanyak 6,90 persen angkatan kerja yang belum terserap di pasar kerja itu adalah lulusan SD dan tidak lulus SD sebanyak 4,24 persen, SMP 5,31 persen, dan SMA serta perguruan tinggi sekitar 8,65 persen.
Ia juga mengatakan bahwa jumlah angkatan kerja di Kaltim pada Februari 2018 mencapai 1.815.260 orang, mengalami kenaikan sebanyak 136.347 orang ketimbang angkatan kerja Februari 2017 yang tercatat 1.678.913 orang.
Dari jumlah itu, lanjutnya, mereka yang terserap di lapangan kerja sebanyak 1.690.093 orang atau naik sebanyak 154.797 orang dibanding Februari tahun sebelumnya yang tercatat 1.535.296 orang.
Pada Februari 2018, terdapat 393.467 orang atau 23,28 persen yang bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 35 jam per minggu, sedangkan penduduk yang bekerja dengan jumlah jam kerja 35 jam atau lebih per minggu (termasuk yang sementara tidak bekerja) mencapai 1.296.626 orang atau 76,72 persen.
Mereka yang terserap di lapangan kerja tersebut antara lain di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang tercatat sebesar 20,61 persen atau sebanyak 348.247 orang.
Kemudian lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi dan
perawatan mobil atau sepeda motor sebesar 19,19 persen atau 324.380 orang, administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 9,28 persen atau 156,868 orang.
"Pertambangan dan penggalian menyerap 120.502 pekerja atau 7,13 persen, industri pengolahan 104.309 pekerja atau 6,17 persen, jasa pendidikan 108.295 pekerja atau 6,41 persen, jasa lain 108.059 orang atau 6,39 persen, dan sektor paling kecil menyerap pekerja adalah pengadaan listrik, gas, dan pengolahan limbah yang hanya 13.435 orang atau 0,79 persen," kata Atqo. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018