Balikpapan (Antaranews Kaltim) - Sebanyak 1.520 desa di seluruh Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara sudah mendapatkan pasokan listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
"Sebanyak 1.038 desa ada di Kalimantan Timur dan 482 di Kalimantan Utara telah terlistriki oleh PLN," kata Direktur Bisnis PLN Regional Kalimantan Machnizon, di Balikpapan, Kamis.
Sebanyak 1.520 desa itu merupakan capaian 100 persen dari target Program Listrik Desa dengan target melistriki seluruh desa kedua provinsi tercapai pada 26 Desember 2017.
Menurut Machnizon, PLN tinggal membuat sambungan bagi lingkup permukiman seperti RT atau RW, tapi masih dalam lingkup desa yang sudah terlistriki tersebut.
"Hal ini sesuai dengan?timeline?dan target kami bahwa pada tahun 2018 seluruh desa di Kaltim dan Kaltara sudah 100 persen berlistrik. Saat ini kami tinggal memperluas jaringan pada titik-titik yang belum berlistrik, sehingga warga benar-benar dapat menikmati listrik," kata Machnizon.
Pada April 2018, daya mampu Sistem Mahakam tercatat 484 MW dengan beban puncak antara pukul 18.00-22.00 berkisar 370 MW. Angka daya mampu tersebut belum termasuk dengan pembangkit-pembangkit yang saat ini dalam fase pemeliharaan untuk keandalan operasi jelang Ramadan dan Idulfitri.
Satu contoh desa yang baru saja mendapatkan listrik adalah permukiman yang menjadi bagian dari Desa Beringin Agung dan Desa Sungai Merdeka di Jalan Soekarno-Hatta.
Kedua desa yang berjarak sekitar 44 km dari Kota Balikpapan ini merupakan satu lokasi proyek Listrik Desa yang dirampungkan pada 26 Desember 2017. Proyek yang dimulai pada Oktober 2017 ini diresmikan bersamaan dengan 20 titik listrik desa lainnya di Kalimantan Timur.
Dengan masuk listrik ke desa ini selama 24 jam penuh, maka diyakini kualitas kehidupan masyarakat akan semakin meningkat.
"Sekarang kami bisa menikmati listrik selama 24 jam penuh dengan biaya lebih murah," kata warga Beringin Agung Suryanto.
Sebelumnya warga mendapatkan listrik dari bantuan perusahaan tambang yang beroperasi dekat sekitar pemukiman penduduk. Saat itu warga harus membayar iuran sebesar?Rp100 ribu hingga Rp250 ribu per bulan untuk menikmati listrik yang tersedia 4 jam.
"Tapi listriknya juga sering padam," ujar Suryanto. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
"Sebanyak 1.038 desa ada di Kalimantan Timur dan 482 di Kalimantan Utara telah terlistriki oleh PLN," kata Direktur Bisnis PLN Regional Kalimantan Machnizon, di Balikpapan, Kamis.
Sebanyak 1.520 desa itu merupakan capaian 100 persen dari target Program Listrik Desa dengan target melistriki seluruh desa kedua provinsi tercapai pada 26 Desember 2017.
Menurut Machnizon, PLN tinggal membuat sambungan bagi lingkup permukiman seperti RT atau RW, tapi masih dalam lingkup desa yang sudah terlistriki tersebut.
"Hal ini sesuai dengan?timeline?dan target kami bahwa pada tahun 2018 seluruh desa di Kaltim dan Kaltara sudah 100 persen berlistrik. Saat ini kami tinggal memperluas jaringan pada titik-titik yang belum berlistrik, sehingga warga benar-benar dapat menikmati listrik," kata Machnizon.
Pada April 2018, daya mampu Sistem Mahakam tercatat 484 MW dengan beban puncak antara pukul 18.00-22.00 berkisar 370 MW. Angka daya mampu tersebut belum termasuk dengan pembangkit-pembangkit yang saat ini dalam fase pemeliharaan untuk keandalan operasi jelang Ramadan dan Idulfitri.
Satu contoh desa yang baru saja mendapatkan listrik adalah permukiman yang menjadi bagian dari Desa Beringin Agung dan Desa Sungai Merdeka di Jalan Soekarno-Hatta.
Kedua desa yang berjarak sekitar 44 km dari Kota Balikpapan ini merupakan satu lokasi proyek Listrik Desa yang dirampungkan pada 26 Desember 2017. Proyek yang dimulai pada Oktober 2017 ini diresmikan bersamaan dengan 20 titik listrik desa lainnya di Kalimantan Timur.
Dengan masuk listrik ke desa ini selama 24 jam penuh, maka diyakini kualitas kehidupan masyarakat akan semakin meningkat.
"Sekarang kami bisa menikmati listrik selama 24 jam penuh dengan biaya lebih murah," kata warga Beringin Agung Suryanto.
Sebelumnya warga mendapatkan listrik dari bantuan perusahaan tambang yang beroperasi dekat sekitar pemukiman penduduk. Saat itu warga harus membayar iuran sebesar?Rp100 ribu hingga Rp250 ribu per bulan untuk menikmati listrik yang tersedia 4 jam.
"Tapi listriknya juga sering padam," ujar Suryanto. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018