Penajam (Antaranews Kaltim) - Relokasi korban bencana tanah longsor di Desa Telemow, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, memerlukan anggaran lebih kurang Rp5 miliar, kata Kepala Sub Bidang Logistik dan Peralatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat, Nurlaila.
"Dibutuhkan anggaran sekitar Rp5 miliar untuk membantu relokasi korban tanah longsor di Desa Telemow yang telah kehilangan tempat tinggalnya," jelas Nurlaila ketika ditemui Antara di Penajam, Kamis.
Anggaran Rp5 miliar itu, lanjut dia, diperlukan untuk pembayaran pembebasan lahan lokasi relokasi perumahan warga Desa Telemow yang terkena dampak bencana tanah longsor.
Selain itu juga untuk kegiatan pembangunan rumah warga terdampak bencana tanah longsor, penyediaan air bersih, mushala dan sarana penunjang lainnya.
Sementara anggaran tanggap darurat yang tersedia di kas daerah Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara hanya sekitar Rp1,5 miliar, jauh dari mencukupi untuk kegiatan relokasi warga.
"Anggaran tanggap darurat yang ada di kas daerah tidak mencukupi untuk melakukan relokasi korban bencana tanah longsor Desa Telemow," ujarnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, mengajukan bantuan dana kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) senilai Rp5 miliar, dan permohonan bantuan dana tersebut telah diserahkan langsung pada Selasa (17/4).
Nurlaila menjelaskan, lahan seluas 1 hektare yang akan dibebaskan untuk relokasi korban bencana tanah longsor Desa Telemow tersebut berada di belakang Kantor Kelurahan Maridan, Kecamatan Sepaku.
Tanah itu merupakan lahan HGU (hak guna usaha) PT Internasional Timber Corporation Indonesia Kartika Utama (ITCIKU) Hutan Manunggal.
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara tengah mengupayakan agar pemerintah pusat mengeluarkan izin memberikan lahan di HGU milik PT ITCIKU Hutani Manunggal tersebut untuk merelokasi warga korban bencana tanah longsor Desa Telemow, Kecamatan Sepaku.
Namun, tambah Nurlaila, untuk menampung seluruh warga terdampak bencana tanah longsor Desa Telemow itu dibutuhkan lahan seluas sekitar 6 hektare.
Sedikitnya 23 rumah warga RT 6 dan 7 Desa Telemow, Kecamatan Sepaku, rusak parah (ambruk) akibat bencana tanah longsor yang terjadi pada Rabu (12/4) pagi tersebut.
Selain itu juga terdata 30 rumah warga di RT 6 dan 7 Desa Telemow lainnya mengalami kerusakan cukup parah dan tidak dapat ditinggali oleh warga bersangkutan. (*/Kominfo PPU)
Baca juga: BPBD Penajam khawatir longsor Desa Telemow meluas
Baca juga: Rumah rusak akibat longsor di Telemow Penajam bertambah
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
"Dibutuhkan anggaran sekitar Rp5 miliar untuk membantu relokasi korban tanah longsor di Desa Telemow yang telah kehilangan tempat tinggalnya," jelas Nurlaila ketika ditemui Antara di Penajam, Kamis.
Anggaran Rp5 miliar itu, lanjut dia, diperlukan untuk pembayaran pembebasan lahan lokasi relokasi perumahan warga Desa Telemow yang terkena dampak bencana tanah longsor.
Selain itu juga untuk kegiatan pembangunan rumah warga terdampak bencana tanah longsor, penyediaan air bersih, mushala dan sarana penunjang lainnya.
Sementara anggaran tanggap darurat yang tersedia di kas daerah Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara hanya sekitar Rp1,5 miliar, jauh dari mencukupi untuk kegiatan relokasi warga.
"Anggaran tanggap darurat yang ada di kas daerah tidak mencukupi untuk melakukan relokasi korban bencana tanah longsor Desa Telemow," ujarnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, mengajukan bantuan dana kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) senilai Rp5 miliar, dan permohonan bantuan dana tersebut telah diserahkan langsung pada Selasa (17/4).
Nurlaila menjelaskan, lahan seluas 1 hektare yang akan dibebaskan untuk relokasi korban bencana tanah longsor Desa Telemow tersebut berada di belakang Kantor Kelurahan Maridan, Kecamatan Sepaku.
Tanah itu merupakan lahan HGU (hak guna usaha) PT Internasional Timber Corporation Indonesia Kartika Utama (ITCIKU) Hutan Manunggal.
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara tengah mengupayakan agar pemerintah pusat mengeluarkan izin memberikan lahan di HGU milik PT ITCIKU Hutani Manunggal tersebut untuk merelokasi warga korban bencana tanah longsor Desa Telemow, Kecamatan Sepaku.
Namun, tambah Nurlaila, untuk menampung seluruh warga terdampak bencana tanah longsor Desa Telemow itu dibutuhkan lahan seluas sekitar 6 hektare.
Sedikitnya 23 rumah warga RT 6 dan 7 Desa Telemow, Kecamatan Sepaku, rusak parah (ambruk) akibat bencana tanah longsor yang terjadi pada Rabu (12/4) pagi tersebut.
Selain itu juga terdata 30 rumah warga di RT 6 dan 7 Desa Telemow lainnya mengalami kerusakan cukup parah dan tidak dapat ditinggali oleh warga bersangkutan. (*/Kominfo PPU)
Baca juga: BPBD Penajam khawatir longsor Desa Telemow meluas
Baca juga: Rumah rusak akibat longsor di Telemow Penajam bertambah
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018