Bandung (Antaranews) - Kepolisian Daerah Jawa Barat merilis jumlah korban tewas setelah menenggak minuman keras oplosan mencapai 45 orang dalam beberapa hari terakhir.
"Kaitan minuman keras oplosan, saya prihatin dan duka cita, korban masih bertambah (dalam) satu jam terakhir sudah 45 meninggal dunia," ujar Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto di Kafe Atmosphere Kota Bandung, Selasa.
Agung mengatakan puluhan korban tewas itu tersebar di tiga wilayah berbeda yakni Cicalengka, Kota Bandung, dan Sukabumi. Namun, kejadian di Cicalengka mendominasi angka kematian akibat minuman haram tersebut.
"Ke-45 ini, Cicalengka 35 orang, Polrestabes Bandung empat orang, Kabupaten Sukabumi khususnya Pelabuhan Ratu ada enam orang," kata dia.
Menurut Agung, seluruh pelaku penjual minuman keras oplosan di tiga daerah itu telah diamankan pihak kepolisian setempat.
Sampel minuman keras oplosan juga sudah dikirim ke badan pengawasan obat dan makanan (BPOM) serta laboratorium forensik untuk diteliti mengenai kandungan-kandungannya.
"Kita sudah mengambil sampel darah kencing dibandingkan dengan minuman yang diminum. Sekarang sudah diberangkatkan ke laboratorium forensik, hasilnya diperkirakan tiga atau empat hari lagi selesai," katanya.
Berdasarkan penyelidikan awal, minuman keras oplosan yang dijual, diracik kembali oleh para pembeli. Bahkan, mereka tak segan-segan memasukkan obat batuk hingga lotion antinyamuk dalam racikannya.
"Ada yang beli langsung diminum, ada yang seperti kemasan ditambah lagi obat batuk, ada yang juga ditambah autan ini sangat berbahaya," kata dia.
Agung memastikan, pihaknya bakal melakukan pengembangan dari para penjual Miras yang telah ditangkap untuk menelusuri otak di balik pembuatan miras oplosan tersebut.
"Ke depan kita akan lakukan langkah pengembangan kasus ini, darimana minuman berasal, siapa beli, siapa distributornya," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
"Kaitan minuman keras oplosan, saya prihatin dan duka cita, korban masih bertambah (dalam) satu jam terakhir sudah 45 meninggal dunia," ujar Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto di Kafe Atmosphere Kota Bandung, Selasa.
Agung mengatakan puluhan korban tewas itu tersebar di tiga wilayah berbeda yakni Cicalengka, Kota Bandung, dan Sukabumi. Namun, kejadian di Cicalengka mendominasi angka kematian akibat minuman haram tersebut.
"Ke-45 ini, Cicalengka 35 orang, Polrestabes Bandung empat orang, Kabupaten Sukabumi khususnya Pelabuhan Ratu ada enam orang," kata dia.
Menurut Agung, seluruh pelaku penjual minuman keras oplosan di tiga daerah itu telah diamankan pihak kepolisian setempat.
Sampel minuman keras oplosan juga sudah dikirim ke badan pengawasan obat dan makanan (BPOM) serta laboratorium forensik untuk diteliti mengenai kandungan-kandungannya.
"Kita sudah mengambil sampel darah kencing dibandingkan dengan minuman yang diminum. Sekarang sudah diberangkatkan ke laboratorium forensik, hasilnya diperkirakan tiga atau empat hari lagi selesai," katanya.
Berdasarkan penyelidikan awal, minuman keras oplosan yang dijual, diracik kembali oleh para pembeli. Bahkan, mereka tak segan-segan memasukkan obat batuk hingga lotion antinyamuk dalam racikannya.
"Ada yang beli langsung diminum, ada yang seperti kemasan ditambah lagi obat batuk, ada yang juga ditambah autan ini sangat berbahaya," kata dia.
Agung memastikan, pihaknya bakal melakukan pengembangan dari para penjual Miras yang telah ditangkap untuk menelusuri otak di balik pembuatan miras oplosan tersebut.
"Ke depan kita akan lakukan langkah pengembangan kasus ini, darimana minuman berasal, siapa beli, siapa distributornya," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018