Samarinda (Antaranews Kaltim) - Pemerintah Kota Samarinda, Kalimantan Timur, menetapkan keadaan darurat bencana seiring terjadinya banjir besar yang melanda sejumlah wilayah di Ibu Kota Provinsi Kaltim tersebut sejak Rabu (21/3) malam.
Sekretaris Kota Samarinda Sugeng Chariruddin kepada wartawan di Samarinda, Kamis, mengatakan, dengan penetapan status darurat bencana itu, pemkot bisa mengeluarkan dana taktis untuk membantu warga yang terdampak banjir.
"Kami telah menggelar rapat dengan satuan tugas penanggulangan bencana dan organisasi perangkat daerah terkait. Hari ini Pejabat Sementara Wali Kota Samarinda telah mengeluarkan surat keputusan terkait darurat bencana," kata Sugeng.
Disinggung mengenai dana yang akan dikucurkan untuk penanganan banjir, Sugeng mengatakan bahwa jumlahnya akan disesuaikan dengan kebutuhan.
"Kami masih hitung berapa kebutuhannya, kalau Rp1 miliar sudah cukup, ya kita keluarkan sesuai kebutuhan itu dulu," jelasnya.
Hujan dengan intensitas tinggi yang melanda Kota Samarinda sejak Rabu (21/3) malam hingga Kamis pagi menyebabkan sejumlah kawasan tergenang air. Bahkan ada beberapa wilayah yang sebelumnya tidak pernah banjir, kali ini ikut tergenang air.
Dari hasil tinjauan lapangan yang dipimpin Pjs Wali Kota Samarinda Zairin Zain, banjir telah merendam ribuan rumah warga di sejumlah lokasi dengan ketinggian air hingga 1,40 meter dan sebagian warga harus dievaluasi ke tempat aman.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda telah membangun posko darurat untuk mengevakuasi warga yang rumahnya tergenang banjir dan membantu mendistribusikan bantuan.
Kepala BMKG Bandara Temindung Samarinda Sutrisno ketika dihubungi terpisah mengatakan, kondisi cuaca di wilayah Kaltim dan khususnya Samarinda masih berada di musim hujan hingga sekitar akhir Mei atau awal Juni mendatang.
"Jadi, masyarakat tetap perlu menjaga kewaspadaan yang tinggi, terutama mereka yang tinggal di wilayah rawan genangan dan sekitar lereng perbukitan yang sudah gundul," ujar Sutrisno.
Sebagian daerah di Provinsi Kaltim, seperti Kota Samarinda, Balikpapan, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Penajam Paser Utara dilanda hujan dengan intensitas yang cukup tinggi.
Dari data yang tercatat di BMKG Temindung, curah hujan di wilayah Samarinda mencapai 88,5 milimeter pada Rabu (21/3) jelang tengah malam hingga Kamis dini hari. Kemudian di Kota Bangun, Kutai Kartenagara, mencapai 98 milimeter, Anggana 63 milimeter, dan Bontang selatan 64 milimeter.
"Curah hujan di Samarinda dan Kota Bangun masuk kategori sangat lebat dan mendekati ekstrem. Potensi hujan serupa masih bisa terjadi dalam beberapa waktu ke depan, karena memang masih masuk musim hujan," papar Sutrisno.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
Sekretaris Kota Samarinda Sugeng Chariruddin kepada wartawan di Samarinda, Kamis, mengatakan, dengan penetapan status darurat bencana itu, pemkot bisa mengeluarkan dana taktis untuk membantu warga yang terdampak banjir.
"Kami telah menggelar rapat dengan satuan tugas penanggulangan bencana dan organisasi perangkat daerah terkait. Hari ini Pejabat Sementara Wali Kota Samarinda telah mengeluarkan surat keputusan terkait darurat bencana," kata Sugeng.
Disinggung mengenai dana yang akan dikucurkan untuk penanganan banjir, Sugeng mengatakan bahwa jumlahnya akan disesuaikan dengan kebutuhan.
"Kami masih hitung berapa kebutuhannya, kalau Rp1 miliar sudah cukup, ya kita keluarkan sesuai kebutuhan itu dulu," jelasnya.
Hujan dengan intensitas tinggi yang melanda Kota Samarinda sejak Rabu (21/3) malam hingga Kamis pagi menyebabkan sejumlah kawasan tergenang air. Bahkan ada beberapa wilayah yang sebelumnya tidak pernah banjir, kali ini ikut tergenang air.
Dari hasil tinjauan lapangan yang dipimpin Pjs Wali Kota Samarinda Zairin Zain, banjir telah merendam ribuan rumah warga di sejumlah lokasi dengan ketinggian air hingga 1,40 meter dan sebagian warga harus dievaluasi ke tempat aman.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda telah membangun posko darurat untuk mengevakuasi warga yang rumahnya tergenang banjir dan membantu mendistribusikan bantuan.
Kepala BMKG Bandara Temindung Samarinda Sutrisno ketika dihubungi terpisah mengatakan, kondisi cuaca di wilayah Kaltim dan khususnya Samarinda masih berada di musim hujan hingga sekitar akhir Mei atau awal Juni mendatang.
"Jadi, masyarakat tetap perlu menjaga kewaspadaan yang tinggi, terutama mereka yang tinggal di wilayah rawan genangan dan sekitar lereng perbukitan yang sudah gundul," ujar Sutrisno.
Sebagian daerah di Provinsi Kaltim, seperti Kota Samarinda, Balikpapan, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Penajam Paser Utara dilanda hujan dengan intensitas yang cukup tinggi.
Dari data yang tercatat di BMKG Temindung, curah hujan di wilayah Samarinda mencapai 88,5 milimeter pada Rabu (21/3) jelang tengah malam hingga Kamis dini hari. Kemudian di Kota Bangun, Kutai Kartenagara, mencapai 98 milimeter, Anggana 63 milimeter, dan Bontang selatan 64 milimeter.
"Curah hujan di Samarinda dan Kota Bangun masuk kategori sangat lebat dan mendekati ekstrem. Potensi hujan serupa masih bisa terjadi dalam beberapa waktu ke depan, karena memang masih masuk musim hujan," papar Sutrisno.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018