Ujoh Bilang (Antaranews Kaltim) - Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur memprioritaskan pembangunan jalan tembus batas Kabupaten Kutai Barat menuju Mahulu yang merupakan kebutuhan mendesak.
"Anggaran tahun ini ada Rp50 miliar yang sumbernya dari APBD Mahulu dan APBD Provinsi Kaltim. Kami masih terus berjuang agar usulan bantuan dari APBN bisa ke luar secepatnya," ujar Kabid Bina Marga dan Sumber Daya Air PUPR Kabupaten Mahakam Ulu, Yunik Bahtiar di Ujoh Bilang, Sabtu.
Pekerjaan untuk mewujudkan jalan tembus tersebut, lanjut Yunik, hingga saat ini masih terus berjalan, yakni dari Tering (Kubar) ke Seroja, kemudian dari Seroja ke Long Bagun. Pekerjaan di Seroja ini akan dilakukan oleh Balai Jalan Kementerian PUPR.
Namun, lanjutnya, pekerjaan yang dilakukan saat ini hanya untuk pembukaan badan jalan dan pelebaran, sehingga jalan yang masih tanah akan akan ditingkatkan per segmen dan per tahap yang ke depannya akan menjadi jalan beraspal.
Selain jalan, lanjutnya, percepatan pembangunan yang dilakukan pihaknya adalah pembangunan beberapa jembatan karena di kawasan ini banyaak melintasi sungai, sementara jembatan yang ada sangat tidak layak sehinga harus dibuat jembatan baru yang permanen.
"Kami memanfaatkan dana yang ada dulu untuk tahap pekerjaan awal di tahun ini yang panjangnya sekitar 157 km, sehingga sekarang masih dikerjakan sekitar 20 km untuk pelebaran badan jalan dan pemadatan. Hal-hal urgen dulu yang kami kerjakan," tuturnya.
Ia menuturkaan bahwa target pertama jalan tembus dari Tering ke Long Bagun adalah untuk mengurangi transportasi menggunakan jalur sungai, karena dengan speed boat selain berdampak pada biaya tinggi dan lama, juga beresiko besar.
Apabila jalan tembus Kubar-Mahulu sudah berfungsi baik, lanjutnya, maka dampak ekonomi yang muncul diyakini juga sangat besar, yakni mampu menekan harga bahan kebutuhan pokok yang masih tinggi di Mahulu.
Jika komoditas yang diangkut menggunakan speed boat atau kapal, lanjutnya, maka selain waktu tempuhnya lebih lama juga tidak menentu barang bisa sampai, misalnya barang yang diangkut mengunakan kapal tidak bisa sampai ke Long Bagun karena air surut.
"Inilah kondisi alam yang tidak bisa diprediksi karena kadang air besar, kadang air surut. Ketika air surut dan kapal tidak bisa masuk, maka barang harus dipindah ke speed boat sehingga akan menambah ongkos anggkut. Hal inilah salah satu yang menyebabkan hargaa barang menjadi tinggi," kata Yunik.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
"Anggaran tahun ini ada Rp50 miliar yang sumbernya dari APBD Mahulu dan APBD Provinsi Kaltim. Kami masih terus berjuang agar usulan bantuan dari APBN bisa ke luar secepatnya," ujar Kabid Bina Marga dan Sumber Daya Air PUPR Kabupaten Mahakam Ulu, Yunik Bahtiar di Ujoh Bilang, Sabtu.
Pekerjaan untuk mewujudkan jalan tembus tersebut, lanjut Yunik, hingga saat ini masih terus berjalan, yakni dari Tering (Kubar) ke Seroja, kemudian dari Seroja ke Long Bagun. Pekerjaan di Seroja ini akan dilakukan oleh Balai Jalan Kementerian PUPR.
Namun, lanjutnya, pekerjaan yang dilakukan saat ini hanya untuk pembukaan badan jalan dan pelebaran, sehingga jalan yang masih tanah akan akan ditingkatkan per segmen dan per tahap yang ke depannya akan menjadi jalan beraspal.
Selain jalan, lanjutnya, percepatan pembangunan yang dilakukan pihaknya adalah pembangunan beberapa jembatan karena di kawasan ini banyaak melintasi sungai, sementara jembatan yang ada sangat tidak layak sehinga harus dibuat jembatan baru yang permanen.
"Kami memanfaatkan dana yang ada dulu untuk tahap pekerjaan awal di tahun ini yang panjangnya sekitar 157 km, sehingga sekarang masih dikerjakan sekitar 20 km untuk pelebaran badan jalan dan pemadatan. Hal-hal urgen dulu yang kami kerjakan," tuturnya.
Ia menuturkaan bahwa target pertama jalan tembus dari Tering ke Long Bagun adalah untuk mengurangi transportasi menggunakan jalur sungai, karena dengan speed boat selain berdampak pada biaya tinggi dan lama, juga beresiko besar.
Apabila jalan tembus Kubar-Mahulu sudah berfungsi baik, lanjutnya, maka dampak ekonomi yang muncul diyakini juga sangat besar, yakni mampu menekan harga bahan kebutuhan pokok yang masih tinggi di Mahulu.
Jika komoditas yang diangkut menggunakan speed boat atau kapal, lanjutnya, maka selain waktu tempuhnya lebih lama juga tidak menentu barang bisa sampai, misalnya barang yang diangkut mengunakan kapal tidak bisa sampai ke Long Bagun karena air surut.
"Inilah kondisi alam yang tidak bisa diprediksi karena kadang air besar, kadang air surut. Ketika air surut dan kapal tidak bisa masuk, maka barang harus dipindah ke speed boat sehingga akan menambah ongkos anggkut. Hal inilah salah satu yang menyebabkan hargaa barang menjadi tinggi," kata Yunik.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018