Ujoh Bilang (Antaranews Kaltim) -  Bantuan keuangan dari Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, sebesar Rp15 miliar pada 2018 untuk 50 kampung (desa) di daerah setempat dibagi dalam dua klaster, yakni klaster hulu dan hilir.

"Klaster hulu meliputi Kecamatan Long Apari dan Long Pahangai. Bantuan keuangan diprioritaskan untuk program rehabilitasi rumah tidak layak huni dan sarana prasarana air bersih, karena warga di dua kecamatan ini memerlukan dua hal tersebut," ujar Bupati Mahakam Ulu Bonifasius Belawan Geh di Ujoh Bilang, Senin.

Sedangkan untuk klaster hilir yang meliputi tiga kecamatan, yakni Long Bagun, Laham, dan Long Hubung, bankeu diarahkan untuk prioritas kegiatan memenuhi sarana dan prasarana air bersih.

Menurut bupati, apabila skala prioritas pemanfaatan bankeu sudah terpenuhi di kampung penerima, maka prioritas alternatifnya ada empat, yakni pembuatan MCK keluarga, memenuhi sarana dan prasarana listrik, jaringan internet, dan pengadaan tandon air bersih.

Ia menuturkan bahwa bankeu 2018 dialokasikan secara merata, berkeadilan, berdasarkan alokasi dasar dan alokasi formula yang dihitung dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan di tiap kampung.

"Berdasarkan perhitungan ini, maka alokasi dasar tiap kampung dihitung sebesar 10 persen dari alokasi bankeu, kemudian dibagi dengan jumlah penduduk," jelasnya.

Sedangkan untuk alokasi formula, dihitung 10 persen dari pagu alokasi bankeu, kemudian dikali dengan bobot berdasarkan data jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan indeks kesulitan di masing-masing kampung.

Berdasarkan rumusan tersebut, ada kampung/desa yang jumlah penduduknya sedikit, warga yang miskin juga sedikit, kemudian tingkat kesulitan menuju kampung juga tidak sulit, mendapat bankeu kurang dari Rp300 juta.

Sebaliknya, bagi kampung yang memiliki jumlah penduduk banyak, persentase angka kemiskinan tinggi, dan tingkat kesulitan geografisnya juga tinggi, nilai bankeu yang dipercayakan untuk dikelola juga tinggi atau di atas Rp300 juta.

"Tentu kami berharap bankeu ini mampu memenuhi sarana dan prasarana air bersih di kampung-kampung, termasuk secara perlahan rumah penduduk menjadi layak ditinggali. Bagi kampung yang telah memenuhi dua hal tersebut, maka bankeu harus diarahkan pada pemenuhan empat prioritas alternatifnya," ucap Boni lagi. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018