Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Tim Gulat Kalimantan Timur berupaya meraih medali emas sebanyak mungkin untuk mengejar perolehan medali sementara yang dicapai tim Kalimantan Selatan pada hari kedua Kejurnas Kualifikasi Pra PON XVIII di Semarang, Jawa Tengah.
Pelatih gulat Kaltim, Arbain, di Kejurnas yang berlangsung di GOR Patriot, Kompleks Kodam IV/Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Rabu, mengatakan, pada hari pertama ini (19/10) yang telah dicapai oleh pegulat Kaltim tidak mengecewakan yakni merebut satu medali emas dan satu perak dari dua pegulat yang diturunkan.
Namun, katanya, sayangnya Kaltim masih berada di bawah Kalsel yang suskes merebut tiga medali emas.
"Kalsel bisa merebut emas karena turun 'full' tim di hari pertama ini yang mempertandingkan lima kelas, sedangkan Kaltim hanya boleh mengikuti dua kelas saja, karena tiga kelas yakni 50 kg grego, 60 kg dan 74 kg, Kaltim sudah dapat tiket lolos PON karena di tiga kelas itu atlet Kaltim masuk pelatnas," papar Arbain yang dihubungi dari Samarinda.
Pada hari kedua Kamis (20/10), kata Arbain, tim Kaltim punya kesempatan mengejar perolehan medali, karena bisa turun "full" tim di lima kelas yang dipertandingkan pada kejurnas hari kedua.
"Mudah-mudahan anak-anak bisa tampil maksimal dan tidak demam panggung, karena kita sangat berharap di lima kelas ini semuanya bisa mendapatkan medali," terang Arbain.
Perolehan medali sementara, Kaltim masih menempati peringkat kedua dia bawah Kalsel dengan satu emas oleh Papang Ramadhani kelas 96 kg grego, dan satu perak oleh Dian Putri di kelas 51 kg bebas putri.
"Papang mengalahkan atlet DKI di final, sedangkan Dian Putri takluk di tangan pegulat Jabar dengan skor tipis 2-1," kata Arbain.
Sedari awal, sekretaris umum Pengprov PGSI Kaltim, Sumarlani mengatakan pada Kejurnas Pra-PON di Semarang ini tim Kaltim tidak berambisi untuk mempertahankan juara umum. Pasalnya tim Kaltim bakal turun dalam kekuatan tidak "full" tim, disebabkan karena ada tujuh pegulat Kaltim yang sudah mendapat jatah lolos untuk PON 2012 karena masuk pada pelatnas SEA Games.
"Tentunya kekuatan kita bakal berkurang dengan hilangnya tujuh atlet andalan, sementara penentuan gelar juara umum didasarkan pada penghitungan poin untuk semua kelas yang dipertandingkan, makanya pada kejurnas ini kita merasa berat untuk bersaing pada perebutan juara umum," terang Sumarlani.
Dalam hitungan logis Sumarlani, paling tidak Kaltim bisa merebut enam medali emas pada kejurnas Pra- PON tersebut.
"Kami masih punya pegulat unggulan seperti Eko Roni kelas 55 kg bebas, Badriansyah kelas 60 kg bebas,Agus Riandi kelas 96 kg bebas, Dian Putri kelas 51 kg bebas putri, Dewi Ulfah kelas 55 kg bebas putri, dan Maya kelas 63 kg putri, kita masih yakin mereka masih bisa menjadi yang terbaik di kelasnya," terang Sumarlani.
Peluang untuk pegulat lainnya, dikatakan Sumarlani, memang masih terbuka dalam perebutan gelar juara, Namun Sumarlani belum bisa meyakini karena di antara mereka merupakan atlet junior yang baru diproyeksikan mengikuti kejurnas senior.
"Paling tidak mereka bisa bersaing di level empat besar, karena penentuan kelolosan diambil sampai peringkat keempat," tegas Sumarlani. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011
Pelatih gulat Kaltim, Arbain, di Kejurnas yang berlangsung di GOR Patriot, Kompleks Kodam IV/Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Rabu, mengatakan, pada hari pertama ini (19/10) yang telah dicapai oleh pegulat Kaltim tidak mengecewakan yakni merebut satu medali emas dan satu perak dari dua pegulat yang diturunkan.
Namun, katanya, sayangnya Kaltim masih berada di bawah Kalsel yang suskes merebut tiga medali emas.
"Kalsel bisa merebut emas karena turun 'full' tim di hari pertama ini yang mempertandingkan lima kelas, sedangkan Kaltim hanya boleh mengikuti dua kelas saja, karena tiga kelas yakni 50 kg grego, 60 kg dan 74 kg, Kaltim sudah dapat tiket lolos PON karena di tiga kelas itu atlet Kaltim masuk pelatnas," papar Arbain yang dihubungi dari Samarinda.
Pada hari kedua Kamis (20/10), kata Arbain, tim Kaltim punya kesempatan mengejar perolehan medali, karena bisa turun "full" tim di lima kelas yang dipertandingkan pada kejurnas hari kedua.
"Mudah-mudahan anak-anak bisa tampil maksimal dan tidak demam panggung, karena kita sangat berharap di lima kelas ini semuanya bisa mendapatkan medali," terang Arbain.
Perolehan medali sementara, Kaltim masih menempati peringkat kedua dia bawah Kalsel dengan satu emas oleh Papang Ramadhani kelas 96 kg grego, dan satu perak oleh Dian Putri di kelas 51 kg bebas putri.
"Papang mengalahkan atlet DKI di final, sedangkan Dian Putri takluk di tangan pegulat Jabar dengan skor tipis 2-1," kata Arbain.
Sedari awal, sekretaris umum Pengprov PGSI Kaltim, Sumarlani mengatakan pada Kejurnas Pra-PON di Semarang ini tim Kaltim tidak berambisi untuk mempertahankan juara umum. Pasalnya tim Kaltim bakal turun dalam kekuatan tidak "full" tim, disebabkan karena ada tujuh pegulat Kaltim yang sudah mendapat jatah lolos untuk PON 2012 karena masuk pada pelatnas SEA Games.
"Tentunya kekuatan kita bakal berkurang dengan hilangnya tujuh atlet andalan, sementara penentuan gelar juara umum didasarkan pada penghitungan poin untuk semua kelas yang dipertandingkan, makanya pada kejurnas ini kita merasa berat untuk bersaing pada perebutan juara umum," terang Sumarlani.
Dalam hitungan logis Sumarlani, paling tidak Kaltim bisa merebut enam medali emas pada kejurnas Pra- PON tersebut.
"Kami masih punya pegulat unggulan seperti Eko Roni kelas 55 kg bebas, Badriansyah kelas 60 kg bebas,Agus Riandi kelas 96 kg bebas, Dian Putri kelas 51 kg bebas putri, Dewi Ulfah kelas 55 kg bebas putri, dan Maya kelas 63 kg putri, kita masih yakin mereka masih bisa menjadi yang terbaik di kelasnya," terang Sumarlani.
Peluang untuk pegulat lainnya, dikatakan Sumarlani, memang masih terbuka dalam perebutan gelar juara, Namun Sumarlani belum bisa meyakini karena di antara mereka merupakan atlet junior yang baru diproyeksikan mengikuti kejurnas senior.
"Paling tidak mereka bisa bersaing di level empat besar, karena penentuan kelolosan diambil sampai peringkat keempat," tegas Sumarlani. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011