Samarinda (Antaranews Kaltim) - Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kalimantan Timur berupaya tetap mempertahankan pengeloaan Sekolah Khusus Olahragawan Internasional (SKOI), meskipun ada sinyal pengelolaan sekolah itu dialihkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Kepala Dispora Kaltim Sirajuddin dalam sebuah diskusi olahraga di Samarinda, Kamis, mengatakan bahwa tujuan pendirian SKOI adalah untuk mencetak atlet berprestasi tingkat nasional dan internasional.
Untuk merealisasikan tujuan itu, siswa SKOI tidak hanya dibekali pelajaran sekolah, namun juga mendapat program pelatihan olahraga secara profesional sesuai cabang yang digeluti.
"Arah dan tujuannya jelas, supaya ke depan atlet SKOI ini bisa berprestasi dan itu sudah terbukti pada PON 2016, atlet SKOI turut menyumbangkan sekitar 40 persen dari total medali yang diraih kontingen Kaltim," jelasnya.
Ia menambahkan, saat ini SKOI Kaltim telah memiliki pengajar dengan sertifikat kepelatihan nasional dan internasional.
Hal ini yang membuat SKOI diakui keunggulannya mencetak atlet. Bahkan beberapa waktu silam, Menpora mengakui SKOI mampu tumbuh mengalahkan sekolah olahraga Ragunan.
"SKOI ini spesifik karena pengajarnya adalah pelatih. Jika SKOI berada di bawah Diknas, secara rentang waktu akan menghambat. Tentu sarana dan prasarana akan meminjam lagi sarana Dispora dan ini pasti tidak semudah sekarang karena fasilitas yang ada saat ini milik Dispora," tutur Sirajuddin.
Ia khawatir apabila nantinya SKOI dikelola Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan nomenklaturnya sebagai institusi pendidikan, tujuan awal pendirian SKOI tidak tercapai.
Alasannya, selain tidak mempunyai tenaga pelatih profesional, Disdikbud juga tidak memiliki aset penunjang seperti sarana tempat latihan atlet.
Oleh sebab itu, Sirajuddin masih mempertimbangkan sejumlah faktor agar pengelolaan SKOI tidak lepas dari Dispora, karena sekolah yang didirikan Gubernur Awang Faroek Ishak ini murni bertujuan untuk peningkatan prestasi olahraga Kaltim.
"Karena nomenklaturnya adalah pendidikan maka pengelolaan SKOI dari hulu ke hilir dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. SKOI dibentuk dengan tujuan prestasi, sementara dinas pendidikan tujuannya adalah SDM dalam bentuk pendidikan reguler," jelasnya.
Sirajuddin juga berencana mengunjungi kantor Kemenpora untuk menyampaikan pertimbangan-pertimbangan agar SKOI tetap dikelola Dispora.
"Harapan kami, jangan sampai terjadi penurunan prestasi apabila SKOI lepas dari Dispora," imbuhnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
Kepala Dispora Kaltim Sirajuddin dalam sebuah diskusi olahraga di Samarinda, Kamis, mengatakan bahwa tujuan pendirian SKOI adalah untuk mencetak atlet berprestasi tingkat nasional dan internasional.
Untuk merealisasikan tujuan itu, siswa SKOI tidak hanya dibekali pelajaran sekolah, namun juga mendapat program pelatihan olahraga secara profesional sesuai cabang yang digeluti.
"Arah dan tujuannya jelas, supaya ke depan atlet SKOI ini bisa berprestasi dan itu sudah terbukti pada PON 2016, atlet SKOI turut menyumbangkan sekitar 40 persen dari total medali yang diraih kontingen Kaltim," jelasnya.
Ia menambahkan, saat ini SKOI Kaltim telah memiliki pengajar dengan sertifikat kepelatihan nasional dan internasional.
Hal ini yang membuat SKOI diakui keunggulannya mencetak atlet. Bahkan beberapa waktu silam, Menpora mengakui SKOI mampu tumbuh mengalahkan sekolah olahraga Ragunan.
"SKOI ini spesifik karena pengajarnya adalah pelatih. Jika SKOI berada di bawah Diknas, secara rentang waktu akan menghambat. Tentu sarana dan prasarana akan meminjam lagi sarana Dispora dan ini pasti tidak semudah sekarang karena fasilitas yang ada saat ini milik Dispora," tutur Sirajuddin.
Ia khawatir apabila nantinya SKOI dikelola Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan nomenklaturnya sebagai institusi pendidikan, tujuan awal pendirian SKOI tidak tercapai.
Alasannya, selain tidak mempunyai tenaga pelatih profesional, Disdikbud juga tidak memiliki aset penunjang seperti sarana tempat latihan atlet.
Oleh sebab itu, Sirajuddin masih mempertimbangkan sejumlah faktor agar pengelolaan SKOI tidak lepas dari Dispora, karena sekolah yang didirikan Gubernur Awang Faroek Ishak ini murni bertujuan untuk peningkatan prestasi olahraga Kaltim.
"Karena nomenklaturnya adalah pendidikan maka pengelolaan SKOI dari hulu ke hilir dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. SKOI dibentuk dengan tujuan prestasi, sementara dinas pendidikan tujuannya adalah SDM dalam bentuk pendidikan reguler," jelasnya.
Sirajuddin juga berencana mengunjungi kantor Kemenpora untuk menyampaikan pertimbangan-pertimbangan agar SKOI tetap dikelola Dispora.
"Harapan kami, jangan sampai terjadi penurunan prestasi apabila SKOI lepas dari Dispora," imbuhnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018