Bontang (ANTARA News Kaltim)- Disparitas harga urea bersubsidi dengan non subsidi yang masih tinggi diyakini menjadi pemicu  penyelewengan atau salah sasaran dalam penyalurannya.

"Urea subsidi sering mengalami kebocoran atau diselewengkan dan diperuntukkan ke sektor diluar pangan. Karena saat ini urea bersubsidi harganya Rp1.600/kg, sementara komersil Rp4.500/kg," kata Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Sumardjo Gatot Irianto di Bontang, saat peluncuran urea berpewarna pink kamis lalu (13/10).

Kebocoran terutama terjadi di lini tiga dan empat atau agen-agen pupuk subsidi di daerah.  "Perembesan urea subsidi selama ini juga ditemukan hingga ke pasar ekspor," ujar Gatot.

Pupuk urea bersubsidi sendiri dialokasikan untuk mendukung sektor pangan yang mencapai 5,1 juta ton.

Menurut Gatot hingga Oktober 2011 tingkat serapan urea bersubsidi baru mencapai 71 persen atau 3,57 juta ton.

"Hingga Oktober 2011 dari alokasi 5,1 juta ton urea bersubsidi baru terserap untuk kebutuhan sektor pangan sebanyak 71 persen atau 3,57 juta ton," katanya.

Hal ini terungkap saat berlangsung peluncuran urea warna pink sebagai warna yang disepakati antara kelompok kerja pupuk Komisi IV dan PT Pupuk Sriwidjaya (Persero) serta anak perusahaan anggota holding pupuk.

Holding PT Pupuk Sriwidjaya (Persero) beranggotakan PT Pupuk Kaltim, PT Petro Kimia  Gersik, PT Pupuk Sriwidjadya, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Iskandar Muda, PT Rekayasa Industri, PT Mega Eltra.

Tidak terserapnya urea bersubsidi ini bertentangan dengan fakta dilapangan pada masa-masa tanam, urea langka atau urea tidak tersedia dipasaran dan ini sering terjadi.

Menurut Gatot, Kebocoran tentu saja tidak bisa ditimpakan pada produsen pupuk karena pabrik sesuai target terus berproduksi dan distribusi sesuai rencana definitive kebutuhan kelompok (RDTK) yang mencapai 5,1 juta ton. 

Namun dengan urea pink, penyimpangan antar sektor akan lebih mudah dipantau serta kepolisian punya kewenangan pengawasan dan penindakan ditingkat bawah.

Urea pink filosofinya merupakan bantuan langsung ke petani melalui harga pupuk yang disubsidi.  ?Warna pink atau warna kasmaran kepada petani ini diharapkan dapat mendorong petani lebih maslakat dan sejahtera sebagai upaya stake holder mewujudkan ketahanan pangan,? pungkasnya.

Turut hadir dalam launching urea ber pewarna "Pink Cantik" atau Kasmaran berlokasi di Gudang dan Pengantongan Pabrik Pupuk Kaltim, Dirut PT Pusri (Persero) Arifin Tasrif, Wali Kota Bontang Adi Darma, Dirut PT Pupuk Kaltim Aas Asikin Idat, rombongan Komisi IV DPR RI dipimpin Wakil Ketua Komisi IV E Herman Khaeron.(*)

Pewarta:

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011