Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, telah merelokasi sebanyak 47 rumah warga di Kecamatan Busang yang terdampak longsor akibat tergerus arus Sungai Kelinjau.

"Musibah longsor ini terjadi pada 2015 lalu, kemudian Pemkab Kutai Timur membantu merelokasi rumah warga ke permukiman baru yang jauh dari sungai, karena hingga kini longsor terus terjadi mengingat cekungan sungai dengan arus deras," ujar Kepala Desa Long Bentuk, Heriansyah dihubungi dari Samarinda, Kamis.

Para korban longsor yang kini telah direlokasi tersebut berasal dari RT 4 dan RT 6 di Dusun Sembara, Desa Long Bentuk, Kecamatan Busang.

Rumah bantuan Pemkab Kutai Timur tersebut sudah layak huni dan berjarak beberapa kilometer dari Sungai Kelinjau, sebuah sungai besar di Busang, sehingga warga tidak takut lagi terkena longsor.

Mengingat tempat relokasi korban longsor merupakan permukiman baru, lanjut Heri, maka akses jalan yang ada masih seadanya. Berdasarkan hasil musyawarah dengan warga disepakati dana desa tahap II tahun 2017 akan digunakan untuk pembangunan jalan.

"Tahun 2017 desa kami mendapat dana desa senilai Rp880 juta yang diturunkan dua tahap. Tahap pertama yang senilai Rp500 juta sudah digunakan untuk berbagai pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan hasil kesepakatan bersama warga," ucapnya.

Sedangkan untuk dana desa tahap dua yang senilai Rp300 juta lebih, lanjutnya, akan digunakan untuk membangun jalan di permukiman warga yang baru saja direlokasi, agar para korban bencana longsor itu bisa kembali menjalankan aktivitas sosial dan perekonomian dengan lancar.

Meski 47 rumah di Dusun Sembara tersebut sudah berhasil dientaskan dan tinggal menunggu pembangunan jalan, namun persoalan longsor belum selesai karena saat ini satu-satunya sekolah dasar negeri di Desa Long Bentuk sudah terancam ambruk akibat tergerus arus Sungai Kelinjau.

Saat SD ini dibangun, jelas Kades, jarak dengan sungai lebih dari 1 kilometer, namun setelah beberapa tahun berjalan dan cekungan sungai terus menggerus tanah, lama-lama sungai ini mendekati sekolah dan ada satu lokal sekolah yang sudah ambruk, tinggal menyisakan tiang-tiang yang masih menancap.

"Sekolah ini dibangun menghadap arah sungai. Sekarang sebagian halaman sekolah sudah hilang akibat longsor dan pagar depan sudah hanyut terbawa arus, termasuk satu lokal yang sudah ambruk. Kami berharap pemerintah secepatnya merelokasi sekolah karena sekolah sangat penting bagi pendidikan anak," tutur Heri lagi. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017