Tenggarong  (ANTARA News - Kaltim) - Wakil gubernur Kaltim menutup pesta adat, seni dan budaya Erau Kutai Kartanegara (Kukar) 2011, Minggu (10/7) di beranda Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura atau Museum Mulawarman Tenggarong.

Pada acara penutupan oleh Wagub Kaltim, H Farid Wadjdy selain dihadiri olh kerabat Kesultanan Kutai dan jajaran Pemerintah Kabupaten Kukar, juga dihadiri Wali Kota Bontang, Adi Darma dan Wakil Wali Kota Samarinda, Nusyirwan Ismail.
  
Dalam sambutannya Farid mengatakan bahwa Erau bukan hanya sekedar ungkapan rasa syukur dan pererat persatuan, tapi juga sebagai usaha pelestarian dan pengembangan adat istiadat.
   
"Erau ini juga merupakan salah satu event untuk mensukseskan program tahun kunjungan wisata Kaltim khususnya Kukar," ujarnya dihadapan ribuan warga dan pengunjung yang memadatai halaman Muesum Mulawarman.

Acara penutupan Erau tersebut ditandai dengan upacara adat Ngulur Naga, yang didahului dengan pembacaan riwayat singkat Naga oleh kerabat kesultanan Kutai.
   
Upacara adat Ngulur Naga yaitu beramai-ramai membawa naga dari Museum Mulawarman ke Kutai Lama Kecamatan Anggana dengan dinaikkan di atas kapal yang diikuti oleh sebagaian dewa, belian dan baris pangkon laki dan bini (perempuan) serta petugas pengambil air Tuli dan pemegang damar jujagat. 

Upacara itu kian meriah karena pemberangkatan arak-arakan warga membawa naga Erau diiringi dengan tetabuhan gendang dan gong.

Setelah naga tiga kali berputar di sungai mahakam di depan Kota Tenggarong langsung dibawa menuju ke Kutai lama, dan singgah di Samarinda Seberang untuk dilaksanakan prosesi Naga Bekenyawa oleh tokoh adat Bugis Samarinda Seberang.

Semantara itu, setelah upacara Ngulur naga maka acara dilanjutkan dengan prosesi  Beumban  dan Begorok.
   
Kemudian setelah itu Sultan turun ke rangga Titi untuk  memercikkan air Tuli dari Kutai Lama, yang berarti dimulainya acara belimbur yakni saling menyiramkan air dan acara ini sampai meluas ke seluruh Kota yang merupakan adat leluhur

Sedangkan makna belimbur adalah untuk mensucikan diri dari pengaruh pengaruh jahat sehingga kita kembali suci dan bersih serta menambah semangat untuk membangun daerah. Demikian pula terhadap bumi dan sekitarnya bersih dari perbuatan jahat serta dihindari segala marabahaya.

Pewarta:

Editor : Iskandar Zulkarnaen


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011