Samarinda (ANTARA Kaltim) - Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia atau Himpuli Provinsi Kalimantan Timur didorong giat berinovasi dalam usaha mengembangkan budidaya ayam lokal, sekaligus mencetak bibitnya agar tidak selalu bergantung dari Pulau Jawa.

"Saya lihat di Kaltim memang sudah ada beberapa peternak unggas yang konsentrasi pada ayam lokal namun belum besar, karena salah satu kendalanya adalah pasokan bibit yang harus didatangkan dari Jawa, terutama Jawa Barat," ujar Ketua Dewan Pimpinan Pusat Himpuli Ade M Zulkarnain di Samarinda, Sabtu.

Terkait dengan itu, katanya, melalui reorganisasi DPW Himpuli Kaltim dan Himpuli di kabupaten/kota, maka ke depan kreativitas dalam pengembangan unggas lokal bisa diwujudkan.

Dengan demikian, Kaltim tidak tergantung pasokan bibit ayam dari Jawa, kemudian populasinya meningkat dan harga ayam kampung terjangkau masyarakat luas karena sudah banyak peternak yang mengembangkan.

Jika di Kaltim sudah banyak peternak yang mampu mencetak bibit ayam kampung (ayam lokal), lanjut Ade, pembibitan unggas lokal di Jawa pun tidak akan mati meski pangsa pasar dari Kaltim terhenti, karena selama ini di Jawa masih kewalahan melayani permintaan bibit ayam lokal yang datang dari berbagai daerah.

"Pembibitan ayam lokal di Jawa untuk melayani permintaan bibit dari Jawa saja sudah kewalahan karena begitu banyak yang pesan. Sedangkan jika ada pesanan bibit dari Kaltim, maka harus melalui daftar antre hingga tiga bulan baru bisa terlayani. Untuk itu, jika Kaltim bisa mandiri menyediakan bibit, maka peternakan di Jawa tidak akan mati meski Kaltim tidak beli bibit dari Jawa," tuturnya.

Dorongan terhadap pembibitan ayam lokal terhadap daerah-daerah di Indonesia, termasuk di Kaltim terus dilakukan agar ke depan mampu mandiri demi menuju target Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri terkait unggas lokal.

Selain itu, Himpauli juga mengincar pasar yang lebih luas, yakni pasar ekspor ke sejumlah negara seperti Timor Leste, Singapura, dan negara lain yang saat ini sudah dilakukan pendekatan.

Menurutnya, pasar ekspor tersebut akan bisa terealisasi jika semua daerah sudah mampu mandiri dalam pemenuhan konsumsi ayam lokal.

"Untuk itu, Provinsi Kaltim yang lahannya masih luas dan sudah ada beberapa peternak unggas lokal yang berhasil, bahkan di Kabupaten Kutai Timur yang sudah mendapat prestasi nasional, maka menjadi peluang besar untuk melakukan pengembangan sekaligus inovasi produk ayam lokal mulai industri hulu hingga hilir," ujar Ade. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017