Penajam (ANTARA Kaltim) - Dinas Perhubungan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, memberikan sumbangan pendapatan asli daerah lebih kurang Rp2,5 miliar melalui retribusi bongkar muat dan pengapalan di Pelabuhan Benuo Taka yang berada di Kawasan Industri Buluminung.
"Pelabuhan Benuo Taka miliki potensi besar untuk meningkatkan PAD (pendapatan asli daerah)," kata Kepala Dishub Kabupaten Penajam Paser Utara Ady Irawan, ketika ditemui di Penajam, Kamis.
Ia menjelaskan kontribusi PAD yang diberikan pelabuhan milik Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara pada periode Januari hingga Juli 2017 mencapai lebih kurang Rp2,4 miliar.
"Realisasi penarikan retribusi yang diperoleh dalam tujuh bulan itu karena kegiatan bongkar muat dan pengapalan batu bara maupun minyak mentah atau CPO (crude palm oil) di Pelabuhan Benuo Taka meningkat," jelas Ady Irawan.
Kontribusi yang cukup besar dari Pelabuhan Benuo Taka tersebut tidak lepas dari dukungan akses jalan menuju pelabuhan yang dioperasikan sejak 2016.
Ady Irawan optimistis pendapatan asli daerah dari sektor retribusi di Pelabuhan Benuo Taka hingga akhir 2017 bisa mencapai Rp10 miliar.
"Kami targetkan pemasukan dari retribusi bongkar muat dan pengapalan di Pelabuhan Benuo Taka pada 2017 Rp10 miliar, kami yakin target itu akan terealisasi," ujarnya.
Dishub Kabupaten Penajam Paser Utara terus melakukan komunikasi dengan sejumlah pengusaha yang berada di wilayah Penajam Paser Utara untuk meningkatkan pendapatan dari sektor kepelabuhanan.
Masih banyak perusahaan yang beroperasi di wilayah Penajam Paser Utara menurut Adi Irawan, yang belum mengetahui keberadaan Pelabuhan Benuo Taka yang berada di Kawasan Buluminung.
Untuk itu lanjut dia, instansinya terus melakukan pendekatan dengan para pengusaha yang ada di wilayah Penajam Paser Utara untuk melakukan bongkar muat dan pengapalan di pelabuhan milik pemerintah kabupaten tersebut.
"Sejumlah pengusaha merespon positif dan berniat melakukan bongkar muat dan pengapalan di Pelabuhan Benuo Taka. Kami harapkan selain perusahaan batu bara dan CPO, juga melakukan bongkar muat dan pengapalan di pelabuhan itu," tambah Ady Irawan. (Kominfo PPU)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017
"Pelabuhan Benuo Taka miliki potensi besar untuk meningkatkan PAD (pendapatan asli daerah)," kata Kepala Dishub Kabupaten Penajam Paser Utara Ady Irawan, ketika ditemui di Penajam, Kamis.
Ia menjelaskan kontribusi PAD yang diberikan pelabuhan milik Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara pada periode Januari hingga Juli 2017 mencapai lebih kurang Rp2,4 miliar.
"Realisasi penarikan retribusi yang diperoleh dalam tujuh bulan itu karena kegiatan bongkar muat dan pengapalan batu bara maupun minyak mentah atau CPO (crude palm oil) di Pelabuhan Benuo Taka meningkat," jelas Ady Irawan.
Kontribusi yang cukup besar dari Pelabuhan Benuo Taka tersebut tidak lepas dari dukungan akses jalan menuju pelabuhan yang dioperasikan sejak 2016.
Ady Irawan optimistis pendapatan asli daerah dari sektor retribusi di Pelabuhan Benuo Taka hingga akhir 2017 bisa mencapai Rp10 miliar.
"Kami targetkan pemasukan dari retribusi bongkar muat dan pengapalan di Pelabuhan Benuo Taka pada 2017 Rp10 miliar, kami yakin target itu akan terealisasi," ujarnya.
Dishub Kabupaten Penajam Paser Utara terus melakukan komunikasi dengan sejumlah pengusaha yang berada di wilayah Penajam Paser Utara untuk meningkatkan pendapatan dari sektor kepelabuhanan.
Masih banyak perusahaan yang beroperasi di wilayah Penajam Paser Utara menurut Adi Irawan, yang belum mengetahui keberadaan Pelabuhan Benuo Taka yang berada di Kawasan Buluminung.
Untuk itu lanjut dia, instansinya terus melakukan pendekatan dengan para pengusaha yang ada di wilayah Penajam Paser Utara untuk melakukan bongkar muat dan pengapalan di pelabuhan milik pemerintah kabupaten tersebut.
"Sejumlah pengusaha merespon positif dan berniat melakukan bongkar muat dan pengapalan di Pelabuhan Benuo Taka. Kami harapkan selain perusahaan batu bara dan CPO, juga melakukan bongkar muat dan pengapalan di pelabuhan itu," tambah Ady Irawan. (Kominfo PPU)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017