Jakarta (ANTARA News) - Survei perusahaan intelijen media Indonesia
Indicator menunjukkan bahwa Indonesia tak pernah lepas dari sorotan
media internasional sepanjang 1 Januari hingga 15 Juli 2017.
Selama kurun itu, menurut Indonesia Indicator, ada 33.887 berita mengenai Indonesia di 468 media daring internasional berbahasa Inggris dari 139 negara.
"Ada tiga isu yang muncul dominan dalam pembahasan tentang Indonesia di media internasional. Pertama, perekonomian dan perdagangan; kedua industri pariwisata; ketiga ISIS dan terorisme," kata Direktur Komunikasi Indonesia Indicator Rustika Herlambang, di Jakarta, Kamis.
Ketiga isu besar itu, menurut dia, meliputi 64 persen dari seluruh pemberitaan mengenai Indonesia.
Perusahaan intelijen media, analisis data, dan kajian strategis pengguna perangkat kecerdasan artifisial itu menyebutkan bahwa jumlah berita tentang Indonesia di media asing rata-rata mencapai 4.841 berita per bulan.
Secara statistik, kata Rustika, Februari merupakan bulan dengan berita tentang Indonesia terbanyak di media asing.
"Pada bulan tersebut, media asing ramai menyoroti kasus terbunuhnya Kim Jong-nam, saudara pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, yang diberitakan dibunuh oleh dua orang, salah satunya WNI bernama Siti Aisyah," ujar Rustika.
Isu bersentimen positif tentang Indonesia pada Februari meliputi berita tentang kerja sama militer Indonesia dan Australia untuk menanggulangi terorisme, yang sempat ditangguhkan akibat kasus pelecehan Pancasila oleh militer Australia pada latihan di Perth.
Pada Mei 2017, kata Rustika, Indonesia juga banyak diekspose, utamanya berkenaan dengan kasus penistaan agama yang membawa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang ketika itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, ke pengadilan.
"Pada bulan tersebut, majelis hakim menjatuhkan hukuman bagi Ahok. Media internasional mengangkat framing pemberitaan yang menekankan pada 'Gubernur Kristen', dan istilah yang bertendensi negatif," kata Rustika.
Namun, isu yang sempat memanas tersebut berangsur menurun. Pada bulan yang sama, Indonesia juga diberitakan karena peringkat investasinya dinaikkan oleh lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P).
Sepuluh media yang paling banyak memberitakan Indonesia selama kurun itu meliputi Straits Times (987 berita); The Star (747 berita); Bangkok Post (728 berita); The Edgemalaysia (707 berita); The Malay Mail Online (692 berita); Free Malaysia Today (597 berita); Nikkei Asian Review (567 berita); The Sydney Morning Herald (556 berita), The Daily News (540 berita); dan Malaysia Digest (538 berita). (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017
Selama kurun itu, menurut Indonesia Indicator, ada 33.887 berita mengenai Indonesia di 468 media daring internasional berbahasa Inggris dari 139 negara.
"Ada tiga isu yang muncul dominan dalam pembahasan tentang Indonesia di media internasional. Pertama, perekonomian dan perdagangan; kedua industri pariwisata; ketiga ISIS dan terorisme," kata Direktur Komunikasi Indonesia Indicator Rustika Herlambang, di Jakarta, Kamis.
Ketiga isu besar itu, menurut dia, meliputi 64 persen dari seluruh pemberitaan mengenai Indonesia.
Perusahaan intelijen media, analisis data, dan kajian strategis pengguna perangkat kecerdasan artifisial itu menyebutkan bahwa jumlah berita tentang Indonesia di media asing rata-rata mencapai 4.841 berita per bulan.
Secara statistik, kata Rustika, Februari merupakan bulan dengan berita tentang Indonesia terbanyak di media asing.
"Pada bulan tersebut, media asing ramai menyoroti kasus terbunuhnya Kim Jong-nam, saudara pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, yang diberitakan dibunuh oleh dua orang, salah satunya WNI bernama Siti Aisyah," ujar Rustika.
Isu bersentimen positif tentang Indonesia pada Februari meliputi berita tentang kerja sama militer Indonesia dan Australia untuk menanggulangi terorisme, yang sempat ditangguhkan akibat kasus pelecehan Pancasila oleh militer Australia pada latihan di Perth.
Pada Mei 2017, kata Rustika, Indonesia juga banyak diekspose, utamanya berkenaan dengan kasus penistaan agama yang membawa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang ketika itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, ke pengadilan.
"Pada bulan tersebut, majelis hakim menjatuhkan hukuman bagi Ahok. Media internasional mengangkat framing pemberitaan yang menekankan pada 'Gubernur Kristen', dan istilah yang bertendensi negatif," kata Rustika.
Namun, isu yang sempat memanas tersebut berangsur menurun. Pada bulan yang sama, Indonesia juga diberitakan karena peringkat investasinya dinaikkan oleh lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P).
Sepuluh media yang paling banyak memberitakan Indonesia selama kurun itu meliputi Straits Times (987 berita); The Star (747 berita); Bangkok Post (728 berita); The Edgemalaysia (707 berita); The Malay Mail Online (692 berita); Free Malaysia Today (597 berita); Nikkei Asian Review (567 berita); The Sydney Morning Herald (556 berita), The Daily News (540 berita); dan Malaysia Digest (538 berita). (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017