Penajam (ANTARA Kaltim) -  Sentra Peternakan Rakyat atau SPR di Desa Trunen, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, belum berkembang optimal.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara Arief Murdiyatno, di Penajam, Jumat, mengatakan, pemerintah kabupaten mulai kembangkan SPR pada 2016 untuk mencapai mewujudkan swasembada daging.

"SPR merupakan upaya peningkatan produksi sapi melalui metode intensifikasi, yaitu sapi ternak tidak lagi dibiarkan bebas berkeliaran," katanya.

Sapi ternak menurut Arief Murdiyatno, akan ditempatkan di satu kawasan sehingga tingkat pertumbuhan hewan ternak bisa maksimal.

Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara menyiapkan lahan seluas 200 hektare untuk SPR, termasuk lahan penggembalaan sapi ternak tersebut.

Namun, hingga kini target pengalihan sebanyak 250 ekor sapi milik pemerintah yang tersebar di masyarakat ke SPR pada 2017 belum tercapai.

Arief Muydiyatno mengungkapkan hingga kini hanya ada 25 ekor sapi di SPR, yang terdiri dari 18 ekor sapi perah dan tujuh ekor sapi milik pemerintah di masyarakat yang dilaihkan ke SPR tersebut.

Minimnya jumlah sapi ternak di Unit Pelaksana Teknis atau UPT Trunen, Kecamatan Sepaku tersebut diduga dampak penurunan anggaran Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, serta belum tersedianya sumber daya manusia.

Selain itu, ladang rumput belum tersedia di sentra peternakan rakyat di Trunen tersebut, sehinga ketersediaan pakan ternak belum terjamin secara maksimal.

"Ketersediaan ladang pengembalaan di UPT Trunen menjadi kendala pengalihan hewan ternak sapi milik pemerintah itu ke sentra peternakan sapi rakyat," kata Arief Murdiyatno.

Pada 2018 instansinya mengajukan bantuan sebanyak 50 ekor sapi jenis "brahman cross" kepada pemerintah pusat untuk ditempatkan di SPR Trunen. (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017