Samarinda (ANTARA Kaltim) - BKKBN Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur akan memamerkan aneka produk ekonomi kreatif karya kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS), saat Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXIV-2017.

"Kami akan meramaikan puncak peringatan Harganas XXIV-2017 yang akan digelar pada Juli 2017 di Bandar Lampung, Provinsi Lampung," ujar Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Provinsi Kaltim Eli Kusnaeli di Samarinda, Kamis.

Dalam Harganas tersebut pihaknya akan memamerkan berbagai hasil kerajinan tangan dan hasil kreativitas keluarga yang tergabung dalam UPPKS, yakni dengan mengirimkan kontingen dari beberapa kabupaten/kota.

Barang-barang tersebut tidak hanya dipamerkan, tapi juga dijual seperti kain batik khas Kaltim, Sarung Samarinda, kemudian teh herbal berbahan baku tanaman serai, makanan ringan seperti kerupuk amplang, kue sagu, keripik pisang, abon, dan aneka makanan ringan lainnya.

Gelar dagang ini harus dimanfaatkan karena Harganas merupakan kegiatan berskala nasional. Ajang ini juga sebagai media mempromosikan dan memasarkan produk-produk hasil olahan para akseptor KB yang tergabung dalam kelompok UPPKS.

Ia melanjutkan, puncak peringatan Harganas XXIV di gelar pertengan Juli 2017 di Kota Bandar Lampung, sedangkan untuk Harganas tingkat Provinsi Kaltim akan diperingati pada 1 Agustus 2017 di Kota Balikpapan.

Menurutnya, peringatan Harganas memang merupakan kegiatan seremonial, tetapi makna yang terkandung di dalamnya sebenarnya sangat besar, karena dari kegiatan ini mampu membangkitkan semangat untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan mewujudkan keberhasilan program KB.

Jadi, lanjutnya, peringatan Harganas merupakan momentum penting bagi setiap keluarga Indonesia untuk menyadari menyempatkan berkumpul bersama keluarganya, berinteraksi dan bercengkerama, bertukar pengalaman secara langsung dengan melakukan komunikasi yang berkualitas.

Dilanjutkannya, makna peringatan Harganas yang dilaksanakan tiap tahun tersebut adalah bagaimana agar semua keluarga di Indonesia melakukan instropeksi diri, yakni mengenai apa saja yang sudah dilakukan untuk membangun, menyejahterakan keluarga, dan mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

"Upaya mewujudkan keluarga sejahtera harus dimulai sejak perencanaan keluarga dengan penerapan delapan fungsi keluarga, yakni penguatan nilai keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, sosialisasi, pendidikan dan ekonomi, serta pembinaan lingkungan," ucap Eli. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017