Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur bersama instansi terkait berhasil mengidentifikasi 81 titik lokasi rawan kecelakaan, sehingga pengguna jalan dan pemudik diminta waspada serta tidak memacu kendaraannya terlalu kencang.

"Sebanyak 81 lokasi rawan kecelakaan itu hasil koordinasi kami dengan Polda Kaltim, termasuk hasil survei awal Ditlantas Polda Kaltim pada Februari 2017," ujar Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kaltim Salman Lomoindong di Samarinda, Kamis.

Banyaknya lokasi rawan kecelakaan antara lain karena tikungan tajam, tanjakan, turunan, dan jalan yang rusak, sehingga ia minta pengendara memacu kendaraan rata-rata kecepatan 60 km per jam agar bisa mengerem dengan baik dalam kondisi yang membahayakan.

Apalagi saat mendekati lebaran yang dipastikan banyak pemudik, kemudian setelah lebaran yang juga terjadi lonjakan pengguna jalan karena adanya arus balik, maka semua sopir diminta meningkatkan kewaspadaan agar terhindar dari kecelakaan.

Ke-81 titik rawan kecelakaan itu adalah tujuh titik di ruas Samarinda - Balikpapan, 14 titik di ruas Samarinda - Bontang, 13 titik di ruas Bontang - Sangatta, dan 47 titik di ruas Sangatta - Berau.

Di lokasi rawan kecelakaan tersebut lanjut Salman, pihaknya sudah memasang rambu-rambu lalu lintas, termasuk spanduk peringatan ukuran besar agar mudah terbaca, di antaranya tulisan mengenai batas maksimal 60 km, waspada jalan menikung, waspada jalan licin, dan sejumlah spanduk peringatan lain.

Sedangkan untuk lokasi yang diprediksi rawan kemacetan adalah pada jalur Samarinda - Balikpapan, dalam kota Balikpapan, dan beberapa titik dalam kota di Samarinda.

Untuk memberikan pelayanan yang baik bagi pemudik lebaran, bahkan hingga arus balik, maka pihaknya menyiapkan sejumlah posko di sejumlah ruas jalan tersebut, posko di terminal bagi angkutan jalan darat. Termasuk posko siaga di kabupaten/kota bagi instansi yang menangani perhubungan.

"Posko yang dibentuk di sejumlah titik tersebut anggotanya dari lintas sektor, seperti dari Dinas Kesehatan, Jasa Raharja, Badan Nasional Narkotika, TNI atau Polri, bahkan posko juga melibatkan peran masyarakat," tutur Salman. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017