Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Pertamina Marketing Operation Region VI Kalimantan menambah pasokan bahan bakar minyak jenis avtur hingga 10 persen dari persediaan biasa untuk penggunaan di Bandara Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur.

"Penambahan stok avtur untuk persiapan penambahan jadwal penerbangan yang melayani arus mudik dan arus balik Ramadhan mendatang," kata Humas Pertamina Kalimantan Alicia Irzanova di Balikpapan, Kamis.

Tambahan avtur 10 persen menjadikan konsumsi avtur 386 Kilo Liter (KL) per hari. Di Bandara Sepinggan, Pertamina mengoperasikan Depot Pengisian BBM Pesawat Udara (DPPU) yang melayani 88 penerbangan komersial reguler maupun charter dari 32 maskapai.

Termasuk juga melayani penerbangan militer, yaitu dari TNI Angkatan Udara sebanyak rata-rata 2 penerbangan setiap hari, tambah Irzanova.

Penambahan stok avtur serupa juga disiapkan bila bandara-bandara lain di Kalimantan, seperti Syamsuddin Noor di Banjarmasin atau Supadio di Pontianak memerlukan.

Sepanjang Ramadhan umumnya terjadi perubahan pola hidup yang mengubah juga pola konsumsi bahan bakar minyak dan gas, termasuk juga event tahunan mudik, perjalanan kembali ke daerah asal dan arus balik, kembali ke tempat di mana tinggal saat ini.

Di Bandara Sepinggan, maskapai seperti Garuda Indonesia atau Lion Air biasa menambah jadwal tidak kurang dari 2 penerbangan ke rute-rute tertentu untuk melayani arus mudik dan arus balik tersebut.

Penambahan BBM dan gas untuk Ramadan juga terjadi untuk sektor lain seperti transportasi darat dan rumah tangga. Bersama dengan penambahan persedian untuk angkutan udara, seluruhnya Pertamina MOR VI Kalimantan menambah 7 persen BBM dan 6 persen elpiji.

Persediaan premium dinaikkan 3 persen menjadi 925 Kilo Liter per hari dari 900-an KL per hari.

Pertamina juga mengantisipasi kenaikan konsumsi elpiji 3 kg yang disubisidi pemerintah 8 persen lebih banyak atau 360 metrik ton (MT) per hari dibandingkan pemakaian rata-rata di luar Ramadan.

Sebaliknya untuk elpiji non subsidi, yaitu elpiji dalam kemasan tabung 12 kg dan 5,5 kg diprediksi mengalami penurunan hingga 30 persen dengan rata-rata konsumsi 71,53 MT per hari.

Elpiji 3 kg itu kan juga banyak digunakan industri rumahan dan selain rumah tangga miskin. Ramadan itu biasa juga muncul penjual kue atau masakan jadi. Di sisi lain, ibu rumah tangga berkurang aktivitas dapurnya, kata Irzanova.

Untuk BBM non subsidi jenis pertalite, Pertamina menambah pasokan Kalimantan menjadi 646 KL per hari, lebih banyak 16 persen daripada di luar Ramadan. BBM bersubsidi minyak tanah dilebihkan sebanyak 12 persen menjadi 6,7 KL per hari.

Hanya solar yang menurun, diperhitungkan sampai 4 persen," kata Irzanova. Di bulan Ramadan solar dikonsumsi 475 KL. Penurunan konsumsi solar sementara karena banyak perusahaan pengguna solar juga mengurangi aktivitasnya selama Ramadan.

Untuk mengawasi distribusi yang beragam ini, Pertamina membentuk Satuan Tugas (Satgas) yang mulai bekerja sejak 11 Mei hingga 10 Juni 2017, atau sejak -15 H sebelum Ramadan hingga +15 H setelah Idul Fitri 1438.

Sepekan menjelang Idul Fitri dan 5 hari sesudahnya sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) akan buka 24 jam untuk memudahkan masyarakat mendapatkan BBM. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017