Samarinda (ANTARA Kaltim) - Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur menilai inflasi pada April 2017 sebesar 0,13 persen (mtm), relatif stabil dibandingkan inflasi Maret tercatat 0,15 persen, karena banyak dipengaruhi kenaikan tarif dasar listrik di daerah itu.

"Namun, inflasi Kaltim masih lebih tinggi ketimbang inflasi nasional 0,09 persen, termasuk rata-rata inflasi Kaltim pada April dalam tiga tahun terakhir," kata Kepala BI KPw Provinsi Kaltim Muhammad Nur di Samarinda, Selasa.

Komoditas utama penyumbang inflasi bulan April 2017 adalah adanya penghapusan subsidi listrik tahap kedua bagi pelanggan golongan 900 VA.

Selain itu, terdapat beberapa komoditas pangan yang memberikan tekanan inflasi pada April, yaitu ikan layang dan daging ayam ras. Sementara komoditas pangan lain seperti cabai rawit, bawang merah, dan gula pasir mengalami deflasi.

Jika dihitung secara tahunan, lanjut Nur inflasi Kaltim mengalami kenaikan dari 3,89 persen (yoy) pada Maret menjadi 4,38 persen (yoy) pada April. Angka inflasi tahunan ini pun masih lebih tinggi dibandingkan inflasi tahunan nasional mencapai 4,17 persen (yoy).

"Dengan demikian, inflasi Kaltim secara perhitungan tahun kalender (Januari-April 2017) tercatat 1,28 persen (ytd)," tuturnya.

Berdasarkan kota pembentuknya, inflasi yang terjadi di Kaltim dipengaruhi oleh Kota Samarinda yang berinflasi 0,29 persen (mtm) atau 3,88 persen (yoy). Sebaliknya Balikpapan mengalami deflasi 0,08 persen (mtm) atau inflasi 5,03 persen (yoy).

Dilihat dari pembentuknya, inflasi di Kaltim pada April 2017 dipengaruhi oleh inflasi yang terjadi dari kelompok "administered prices" (harga yang ditentukan pemerintah) terutama dari komoditas tarif listrik.

Hal ini menyebabkan inflasi Kaltim pada April tidak lagi sejalan dengan pola historisnya, karena adanya tekanan harga dari kebijakan penghapusan subsidi tarif listrik.

"Sementara itu, pada kelompok core dan kelompok volatile foods mengalami deflasi sehingga dapat menahan laju inflasi Kaltim," ucap Nur.

Meskipun laju inflasi sepanjang Januari-April 2017 relatif masih stabil, namun ia minta pemerintah tetap mewaspadai beberapa risiko lonjakan harga menjelang Ramadhan dan Lebaran. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017